JEJAKLANGKAHKU – Menikmati keindahan dan kesejukan kota Malang dan sekitarnya bisa kita lewati diantaranya dengan berkunjung ke Coban Rondo. Hmmm, awalnya saya juga bingung, apa sih yang dimaksud dengan tempat wisata Coban Rondo yang berjarak kurang lebih 24 km dari kota Malang ini, dan semuanya menjadi jelas ketika sampai disini dan membaca secara singkat legenda tentang Coban Rondo yang terpampang disalah satu papan wisatanya.
Coban Rondo ternyata adalah tempat wisata berupa Air Terjun. Dalam bahasa Jawa, Coban mengandung arti “Air Terjun” sedangkan Rondo berarti “Janda”. Jadi Coban Rondo adalah Air Terjun Janda. Adapun yang melatarbelakangi nama tersebut adalah sebuah legenda yang pernah terjadi dimasa yang lalu. Legenda tersebut mengisahkan sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan dimana mempelai wanita yang bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah 36 hari menikah, sang Dewi mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, namun mendapat larangan dari orangtua Dewi Anjarwati. Tapi keduanya tetap bersikeras untuk berangkat dengan segala resiko yang bakal terjadi. Dalam perjalanan, keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono yang tidak jelas asal usulnya dan kemudian tertarik dengan sang Dewi dan berusaha merebutnya. Perkelahianpun tidak dapat dihindari antara Raden Baron dengan Joko Lelono. Untuk mengamankan sang Dewi, Raden Baron berpesan kepada punokawan yang menyertainya untuk menyembunyikan sang Dewi disuatu tempat yang ada Cobannya (air terjun). Akhir dari kisah perkelahian ini adalah gugurnya kedua pria tersebut sehingga sang Dewipun menjadi janda. Sejak saat itulah, Coban tempat sang Dewi menanti suaminya dikenal dengan nama Coban Rondo. Konon kabarnya, batu besar yang berada dibawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri.
Air Terjun Coban Rondo ini lumayan tinggi berkisar 84 meter meskipun dasar air terjunnya tidak terlalu besar namun karena cukup tinggi membuat percikan airnya sangat terasa dari jarak yang cukup jauh. Sembari berdiri dan berfoto di salah satu batu besar yang berjarak cukup jauh dari pusat air terjunnya saja kita sudah dapat merasakan percikan airnya. Mengingat area ini berada di ketinggian kurang lebih 1.135 m dpl, maka wajar kalau airnya cukup dingin jika ingin mandi atau sekedar berendam dikolam airnya.
Hal menarik yang bisa kita jumpai disini adalah banyaknya monyet-monyet liar yang berkeliaran disekitar air terjun ini. Beberapa diantaranya sempat tertangkap kamera saya dari jarak yang cukup jauh, karena pada dasarnya mereka sulit untuk didekati. Tapi jangan kuatir karena monyet-monyetnya bukan termasuk tipe monyet yang nakal seperti halnya di Uluwatu Bali. Beberapa kali berkunjung kesana, selalu saja saya melihat mereka merampas barang-barang milik wisatawan. Apalagi jika membawa barang dengan warna-warna menyolok dan cerah, pasti menjadi sasaran empuk untuk dirampas, phewww !
Oiya, jika anda adalah pecinta alam sejati dan ingin menginap disekitar lokasi ini, juga terdapat area untuk camping atau berkemah. Seru juga sepertinya bisa berkemah disini, menikmati alam bebas dan kesejukan udara segarnya, patut dicoba next time !
– Malang – September 2014 –
– Visit Indonesia –
Coban yang paling eksis di batu dari jaman dahulu kala sampai sekarang. Mantap!!! gak bosen juga kesini, apalagi kalu lagi suntuk, mau cari yang seger” dan ijo” pas banget disini.