JEJAKLANGKAHKU – Patut diacung jempol bahwa padang pasir indah tidak hanya dijumpai di luar negeri, tapi juga ada di Indonesia dan salah satunya berada di kawasan wisata Gunung Bromo Jawa Timur. Siapa sih yang tidak mengenal spot wisata indah Bromo ini? sayapun sudah mengetahuinya sejak lama, meskipun baru kesampean berkunjung kesana pada September 2014 yang lalu kala sedang bertugas disekitar wilayah kota Malang, Jawa Timur.
Perjalanan menuju spot gunung Bromo kali ini saya tempuh dari kota Malang, start berangkat sekitar tengah malam dari kota Malang dan tiba di lokasi yang merupakan penanjakan pertama pada pagi subuh sekitar jam 04.00 pagi. Mobil Avansa yang mengantar kamipun hanya sampai disatu titik tertentu (saya lupa tepatnya dimana), dan kemudian kami berganti mobil menggunakan mobil Jeep yang memang sudah disiapkan oleh travel agent kami. Kenapa harus menggunakan mobil Jeep? karena medan perjalanan yang ditempuh untuk dapat sampai ke puncak penanjakan Bromo adalah sangat berat dan terjal. Jalanannya cukup sempit dengan kontur yang berliku-liku dan menanjak melewati lereng dan jurang yang cukup terjal. Suasana perjalanan yang sudah saya siapkan untuk tidur di mobil ternyata berubah total alias gak bisa tidur karena kondisi perjalanan yang berkelok-kelok tersebut. Tapi seru juga sih, untung gak jadi tidur, sehingga bisa lebih menikmati perjalanan ini, menikmati pemandangan lereng gunung, jurang dan tentunya udara pegunungan yang sejuk.
Jika ingin menikmati suasana sekitar Gunung Bromo, sebenarnya banyak tersedia hotel dan penginapan, sehingga untuk menuju puncaknya tidak perlu menempuh perjalanan yang lama dari kota Malang tapi bisa menginap malam harinya disini dan berangkat menuju spot untuk melihat sunrise disaat subuh. Sejak memasuki area penanjakan ke arah Gunung Bromo ini kamipun berpapasan dengan banyak sekali mobil-mobil Jeep beraneka warna yang siap mengantarkan pengunjung, keren banget, terkesan macho banget, sudah puluhan tahun kali saya baru naik mobil ini lagi. Oiya, selain medan perjalanan yang berkelok-kelok tersebut, alasan kenapa harus menggunakan mobil Jeep disebabkan kitapun harus melalui padang pasir untuk dapat sampai ke ke kaki Gunung Bromonya. Nah mobil Jeep inilah yang memiliki kemampuan mengarungi padang pasir meskipun ada juga pengunjung yang datang menggunakan sepeda motor, wew seru deh kayanya, naik motor melawan debu pasir, udara dingin dan medan perjalanan yang sangat menantang, yang pada akhirnya terbayar sudah dengan pemandangan Gunung, Kawah, Padang Pasir dan Padang Savana yang indah.
Nama Bromo berasal dari bahasa Sansekerta, Brahma, salah satu Dewa Utama Hindu. Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut dan berada dalam 4 wilayah yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Selama abad XX, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2011. Bagi penduduk disekitar Gunung Bromo yaitu suku Tengger, Bromo dipercaya sebagai gunung suci dimana setiap tahun mereka mengadakan upacara keagamaan (Sumber : Wikipedia).
Dalam rangkaian wisata ke Gunung Bromo ini maka ada 2 spot yang akan dikunjungi sebagai berikut :
- Penanjakan pertama : spot untuk menikmati sunrise (matahari terbit) dengan view Gunung Bromo dari kejauhan. Saya tiba di spot ini sekitar jam 4.30 pagi hari. Suasana masih gelap dan udaranya dingin sekali. Setelah Jeep kami parkir maka kami langsung menuju warung makan yang ada disekitar lokasi dengan tujuan sarapan pagi dan mencari minuman penghangat tubuh sambil menunggu matahari terbit. Selain memesan indomie dan jahe panas, snack yang paling saya sukai disini adalah pisang goreng. Bayangkan saja dengan suhu udara yang sangat dingin sembari makan pisang goreng super panas, fresh from wajan (harganya Rp 2.000 per biji), wuiiihhh rasanya nikmat tenan ! Oiya jangan lupa membawa jaket tebal, penutup kepala (kupluk) dan syal agar terhindar dari udara dingin dan khususnya angin dinginnya yang cukup kencang di pagi hari. Tapi jika memang tidap siap, jangan kuatir karena selain bisa membelinya disini, juga banyak yang menyewakan jaket dan peralatan lainnya. Saat jelang sunrise, maka kita tinggal berjalan sedikit ke arah atas untuk menuju tepian gunung dan menikmati foto-foto sunrisenya.
- Jika sudah puas menikmati sunrise, perjalanan selanjutnya adalah menuju ke Kawah Gunung Bromo, start dari penanjakan pertama sekitar jam 7 pagi dengan melewati padang pasir. Mobil Jeep akan parkir berbaris di area yang telah disiapkan (lumayan jauh dari kaki gunung Bromo) sehingga kita harus berjalan atau naik kuda untuk menuju kaki Gunung Bromonya yang dilanjutkan dengan menaiki tangga untuk sampai ke puncak Kawah Bromo. Berhubung saya penggemar trekking, maka saya lebih memilih jalan kaki sekitar 1 s.d 2 km untuk sampai ke kaki Kawah Gunung Bromonya dan kemudian antri menaiki tangganya. Untung pengunjungnya rame sehingga naik tangganya pelan-pelan, masi sempat ambil nafaslah hehe. Oiya, usahakan menggunakan alas kaki yang nyaman karena harus berjuang melawan panasnya pasir serta jangan lupa memakai masker penutup hidung karena debunya banyak sekali (selain bisa mengurangi polusi bau kotoran kuda yang lumayan menyengat).
– Gunung Bromo – September 2014 –
– Visit Indonesia –
– My Trip My Happiness –
Artikel terkait : Takjub di Puncak Bromo & Mencari Bisikan di Padang Pasir Berbisik (part 2)