Cerita dibalik keindahan Patung Budha Berbaring di Bago, Myanmar

JEJAKLANGKAHKUI – Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk mayoritas pemeluk agama Budha maka tidak heran jika banyak sekali patung Budha berbaring yang bisa kalian temukan saat sedang travelling ke Burma. Salah satu diantaranya adalah Buddha Shwethalyaung yang merupakan patung Budha dengan posisi berbaring yang berada di kota Bago, Burma.

Meskipun tidak terlampau besar ukurannya, yaitu sekitar 55 meter panjang dan 16 meter tinggi, namun patung Budha berbaring yang ada di kota Bago ini sangat ramai dikunjungi masyarakat untuk beribadah, maupun dikunjungi turis-turis asing dari berbagai negara, diantaranya gue yang sedang solo traveling ke Myanmar hehehe.

Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar
Daftar para donatur Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar

Patung Budha Shwethalyaung diyakini telah dibangun pada tahun 994 yaitu pada masa pemerintahan Mon King Migadepa kemudian sempat hilang saat Pegu mengalami penjarahan pada tahun 1757 namun kemudian bisa ditemukan kembali saat pemerintahan kolonial Inggris ditahun 1880 dan selanjutnya mulai direnovasi pada tahun 1881 dengan penambahan bantal mosaic Budha (disisi kirinya) pada tahun 1930 (sumber : Wikipedia).

Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar
Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar

Nah buat kamu yang penasaran dengan makna historis patung Budha berbaring ini, kamu bisa mengelilingi area sekitarnya dimana kalian bisa menyaksikan puluhan pajangan gambar-gambar lukisan yang menceritakan sejarah masuknya agama Budha di kota Bago ini. Meskipun dijelaskan dalam bahasa Burma, tapi untungnya ada terjemahan bahasa Inggrisnya juga gaes, so simak baik-baik ya, jalan perlahan-lahan mengitari puluhan gambar lukisan ini dan coba terjemahkan makna dari setiap lukisan.

Lukisan sejarah Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar
Lukisan sejarah Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar

Secara umum alur ceritanya yang bisa gue tangkap dari gambar-gambar ini adalah sebagai berikut :

Awalnya ada seorang Raja bernama Raja Migadekpa dari Kerajaan Hanthawaddy yang menyuruh putranya berburu ke hutan untuk mencari hewan kurban sebagai persembahan bagi dewa-dewa. Dalam perjalanan mereka sampai di desa kecil dimana putra raja tersebut bertemu dengan seorang gadis suku Mon, Dalahtaw yang ternyata adalah pengikut Budha. Putra Raja pun jatuh cinta dengan gadis tersebut dan kemudian menikahinya dan membawa pulang ke kerajaannya. Namun ternyata sang istri tidak mau menyembah dewa-dewa kerajaan tapi tetap menyembah pada sang Budha yang akhirnya membuat Raja Migadekpa marah dan memerintahkan untuk membunuh mantu beserta para pengikutnya. Sebelum eksekusi dilaksanakan, sang mantu pun berdoa dan bersumpah pada sang Budha di depan 3 buah permata dari Buddhisme yang menyebabkan patung dewa-dewa di kerajaan tersebut hancur berkeping-keping. Hali ini sontak membuat sang Raja Migadekpa ketakutan dan akhirnya membebaskan anak, mantu dan para pengikutnya serta memerintahkan untuk membangun patung Sang Budha dan memerintahkan rakyatnya untuk tidak menyembah kepada dewa-dewa lagi, melainkan hanya menyembah kepada Sang Budha.

Patung Budha Shwethalyaung di Bago Myanmar

– Bago, Myanmar – Desember 2017 –

– My Trip My Happiness –

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.