Mau Snorkeling sembari menikmati keindahan Kapal Phinisi ? hanya di Pantai Panrangluhu Bulukumba

JEJAKLANGKAHKU – Sudah menjadi tradisi bagiku untuk menjejakkan kaki di tanah kelahiran pada setiap akhir tahun. Dalam kunjungan ke kota kelahiran Makassar di akhir tahun 2014, maka Bulukumba menjadi salah satu spot jejak langkahku dalam menikmati keindahan pantai dan under waternya. Obyek wisata yang sangat terkenal di daerah ini adalah Tanjung Bira dengan keindahan pantai Bira yang sangat jernih, bening dengan pasir putihnya yang sangat halus serta spot snorkeling di pulau Kambing & Liukang. Namun berhubung cuaca saat itu sangat tidak bersahabat karena sedang diterpa angin barat, maka kamipun berpindah disisi sebelah timur dari Tanjung Bira, berdekatan dengan pelabuhannya yaitu di pantai Panrangluhu.

Untuk mencapai pantai ini maka kita harus menempuh perjalanan dari kota Makassar sejauh 240 km ke kota Bulukumba dan dari kota kabupaten Bulukumba jaraknya sekitar 24 km untuk sampai di pantai Panrangluhu ini. Lumayan jauh kan? tapi jangan ragu, karena sepanjang jalan menuju tempat ini, banyak spot-spot wisata lainnya serta aneka kuliner khas Sulawesi Selatan yang bisa kita nikmati (coto makassar, coto kuda, kue putu cangkir aneka rasa, belanja buah-buahan musiman, ikan bakar, jagung pulut bakar, ketan bakar bambu, dll).

Ketika sampai di Pantai Panrangluhu, maka saya sangat kaget karena situasi cuacanya sangat bertolak belakang dengan cuaca di sekitar Pantai Bira. Air pantai disini sangat tenang, ombak sangat kecil, pantainya bersih dengan pasir putih dan tidak terlalu ramai dengan wisatawan (karena mungkin banyak yang belum tahu dengan obyek wisata ini). Satu hal yang menarik lagi adalah, ternyata pantai ini berdekatan dengan pabrik pembuatan Kapal Phinisi khas Sulawesi Selatan yang terkenal itu. Hanya dengan berjalan kaki beberapa ratus meter dari spot kami bersantai di pantai Panrangluhu ini, maka kita dapat menjumpai beberapa Kapal Phinisi yang sedang dalam tahap perakitan oleh masyarakat disekitar sini. Wew, sungguh amazing, karena baru kali ini saya bisa berhadapan dengan kapal tradisional yang sangat besar, tingginya mencapai tinggi pohon kelapa yang ada disekitarnya, bahkan ada yang setinggi bukit-bukit disekitarnya.

Menurut info guide kami, proses perakitan kapal phinisi ini ternyata cukup lama, rata-rata di atas 1 tahun untuk 1 buah kapal dan paling cepat dalam waktu 10 bulan. Kebanyakan kapal-kapal ini dipesan dari luar negeri, seperti Kanada, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa lainnya, dan umumnya untuk dijadikan sebagai kapal pesiar. Kapal-kapal ini dirakit sendiri oleh masyarakat sekitar sini yang memang sudah menjadi pekerjaan rutin harian mereka. Jika ingin berfoto di sekitar kapal phinisi maka kita bisa mengunjunginya melalui sisi pantai Panrangluhu, bahkan bisa naik ke kapal untuk melihat lebih dekat. Cara lainnya adalah naik ke sisi jalanan bagian atas bukit dari pantai Panrangluhu dan mengambil fotonya dari atas, wow keren abiz !

Setelah puas menikmati keindahan Kapal Phinisi, kini saatnya menikmati percikan air pantai Panrangluhu. Kita bisa langsung berenang dari sisi pantainya dekat dengan Gazebo-Gazebo yang memang disewakan buat wisatawan. Selain itu pula disekitar pantai ini fasilitas penginapan juga sudah banyak tersedia. Salah satu penginapan yang cukup bagus adalah yang berbentuk rumah panggung khas Makassar dengan halaman yang sangat luas lengkap dengan pohon-pohon kelapanya, sangat cocok buat tempat anak-anak bermain. Jadi sambil bersantai, kita juga dapat menikmati buah kelapa langsung petik pohon dan untuk makan siang, dapat memesan ikan dan langsung dibakar ditepi pantai, yummy.

Selain berenang, juga disediakan fasilitas water sport lainnya yaitu Banana Boat dan Snorkeling. Untuk menuju spot snorkeling maka kita harus menyewa perahu karena spotnya cukup jauh dari bibir pantai. Biaya sewa perahu (boat) lumayan mahal kali ini (mungkin karena sedang peak season akhir tahun) yaitu Rp 500 ribu untuk kapasitas sekitar 10 orang dan untuk 2 lokasi spot snorkeling.

Dikedua spot snorkeling yang kami kunjungi, kedalaman lautnya cukup tinggi, yaitu berkisar 4 s.d 6 meter, tapi airnya memang sangat jernih sehingga underwaternya kelihatan sangat jelas dari atas permukaan laut. Cora-coralnya juga sangat bagus, bentuknya yang masih asli utuh dan sangat terawat dengan baik. Mungkin karena kedalaman airnya yang cukup tinggi sehingga coral-coral disini bisa lebih terawat karena tidak mudah tersentuh.

Nah spot snorkeling yang terakhir adalah yang paling saya sukai, yaitu tepat berada di depan Kapal Phinisi yang sedang dalam tahap akhir pembuatannya. Dari sekitar 7 Kapal Phinisi yang sedang dirakit saat itu, terdapat 1 kapal berwarna biru yang sudah ditarik ke pantainya dan diparkir ditepi pantainya. Saya tepat berada beberapa ratus meter didepannya pada saat melakukan snorkeling, jadi sembari menikmati keindahan underwaternya, maka sesekali saya nongol ke permukaan dan berenang mendekat ke arah kapal untuk menikmati keindahannya, dan ternyata memang kapalnya besar sekali sodara-sodara. Ya gitu deh, gak bisa dipungkiri lagi, Nenek Moyangku memang adalah seorang Pelaut.

– Bulukumba, Sulawesi Selatan – Januari 2015 –

– I Love the Blue of Indonesia –

Artikel Terkait :

Tak berdaya dipenghujung bulan Desember di Tanjung Bira Bulukumba