JEJAKLANGKAHKU – Jika sedang bertualang ke kota ataupun negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu atau Budha, maka Pura dan Temple pastinya menjadi salah satu spot yang bisa kita kunjungi. Selain menikmati desain dan keindahan tempat beribadahnya, maka kitapun dapat belajar memahami dan mengambil hikmah kebajikan-kebajikan dari sudut pandang pemeluk agama lainnya.
Salah satu temple yang cukup terkenal di Jepang, khususnya di kota Kyoto adalah Kuil Kiyomizudera. Nama Kiyomizudera diambil dari nama air terjun dekat lokasi kuil tersebut di Wooded Hills East Kyoto, yang dibangun pada tahun 780 dan kemudian ditetapkan UNESCO sebagai warisan sejarah pada tahun 1994. Untuk menuju ke lokasi Kuil ini maka tentunya harus ke kota Kyoto terlebih dahulu, di mana kota Kyoto lebih dekat ke Osaka dibandingkan dengan Tokyo, sehingga jika sudah berada di Osaka maka lebih mudah menempuh perjalanan dengan train menuju Kyoto dan turun di stasiun Kiyomizu-Gojo melalui jalur Keihan Railway Line dan selanjutnya dapat berjalan kaki dengan sedikit mendaki bukit sekitar 20 menit hingga sampai di puncak bukit Kuilnya.
Bagian utama dari kuil ini terbuat dari kayu yang konon kabarnya proses pembuatannya tidak menggunakan paku sama sekali. Bagian utama ini diperuntukkan khusus sebagai tempat untuk beribadah.
Di sisi bagian belakang dari main hall ini terdapat Jishu Shrine (kuil) yang melambangkan cinta (love) dan matchmaking. Di lokasi ini terdapat 2 patung berbentuk batu (Batu Buta dan Batu Peramal Cinta) yang terpisah dengan jarak sekitar 18 meter. Konon kabarnya menurut penduduk setempat, dengan menutup mata dan berjalan dari satu batu menuju batu lainnya, maka jika kita dapat sampai tepat di depan batu tersebut, maka kita akan mendapatkan keberuntungan dalam percintaan….cie cie cie.
Di bagian bawah dari Kuil ini terdapat air terjun Otawa yang terdiri dari 3 (tiga) aliran air, dimana kita dapat meminum airnya dari masing-masing aliran tersebut. Menurut kepercayaan mereka, setiap aliran air dari air terjun ini memiliki manfaat yang berbeda-beda yaitu : umur panjang, kesuksesan dan keberuntungan cinta. Namun demikian jika kita meminum air langsung dari semua sumber aliran air tersebut, justru menandakan sikap egois.
Tepat di depan Kuil ini juga terdapat sebuah Pagoda (Koyasu Pagoda), lokasinya berada agak jauh di atas bukit bagian selatan. Dengan mengunjungi Pagoda ini dipercaya dapat memberikan kemudahan-kemudahan dan keselamatan dalam mendapatkan anak.
Setelah puas menjelajah sisi religi dari wisata Kuil ini, maka sesi terakhir adalah belanja souvenir. Jangan kuatir gak bisa belanja di sini, karena sepanjang jalan menuju bukit Kuil ini yang dikenal dengan nama Higashiyama District, dipenuhi dengan toko-toko souvenir dan café-café yang menyediakan makanan dan snack khas Kyoto. Salah satu snack yang sempat saya coba saking penasarannya karena banyak sekali dijual di sepanjang jalan ini, adalah kue warna warni dengan berbagai rasa topping (tapi lupa namanya) dan ternyata setelah dimakan rasanya mirip banget dengan kue mochi. Enak juga sih, dimakan hangat-hangat ditemani secangkir teh ocha ampuh menghangatkan tubuh kala winter saat itu.
– Kyoto, Japan – Feb 2014 –