JEJAKLANGKAHKU – Hasil penelusuran jejak langkahku menyisir Pulau Harapan adalah menemukan satu spot Taman Biota Laut yang ternyata memang baru dibangun di tepi pantai Pulau Harapan. Spot ini tidak termasuk dalam itinery open trip kami dan bahkan tidak diinformasikan juga oleh guide yang mengawal trip kami. Saya menemukan spot ini pada saat ada waktu luang sekitar 2 jam sebelum jadwal kami snorkeling di Pulau Putri. Selang waktu 2 jam ini saya manfaatkan untuk menyisir sisi bagian dalam pulau Harapan melalui perkampungan perumahan penduduk hingga tembus ke sisi pantai pulau bagian belakang.
Untuk dapat menemukan spot ini, maka cukup berjalan dari arah dermaga pulaunya, lurus masuk ke perumahan penduduk hingga hampir sampai disisi pantai bagian belakang pulau. Sebelum sampai ke pantainya, ada belokan ke kiri, kemudian belok kiri, kira-kira 200m sudah menemukan Taman Biota ini (sebelah kanan jalan), tepat di depan Kantor Departemen Kehutanan Kepulauan Seribu Utara.
Taman Biota Laut ini merupakan satu dari tiga Taman Biota Laut yang ada di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, dimana dua Taman Biota Laut lainnya berada di Pulau Panggang dan Pulau Kelapa dalam satu wilayah kecamatan yang sama yaitu kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Untuk dapat masuk ke Taman Biota Laut, maka pengunjung wajib membeli karcis seharga Rp 5.000 per orang. Jam buka nya mulai dari pagi hingga sore hari, namun demikian menurut petugas yang juga merupakan pegawai departemen kehutanan tersebut, mereka sangat fleksibel dengan waktu kunjungan kesini karena mereka tinggal disekitar Taman Biota Laut ini sehingga jika sewaktu-waktu ingin berkunjung atau membutuhkan informasi tertentu, jika sedang lowong maka mereka bisa melayani pengunjung. Semangat yang luar biasa menurut saya, salut buat kegigihan mereka demi untuk menyelamatkan dan melestarikan biota-biota laut yang mungkin sudah mulai berkurang jumlahnya.
Nah di dalam Taman Biota Laut ini dapat kita lihat pengembangbiakan penyu dan tanaman Mangrove, mulai dari pengumpulan telur-telur penyu yang ditemukan di tepian pantai ataupun di sarang-sarang penyu, kemudian menetas menjadi penyu-penyu kecil yang dikumpulkan di dalam kolam khusus dan jika dianggap sudah cukup dewasa dan mampu bertahan hidup, maka akan dilepas ke lautan luas.
Menurut informasi yang kami peroleh, penyu menghasilkan telur sebanyak 50 sampai dengan 150 butir telur di setiap sarangnya dan diperlukan waktu kurang lebih 2 bulan lamanya untuk menetas. Pasir yang hangat akan menghasilkan penyu betina sedangkan pasir yang lebih dingin akan menghasilkan penyu jantan. Beberapa penyu dewasa dapat kita lihat di kolam buatan tepi pantai yang juga dilengkapi dengan beberapa ekor ikan, termasuk ikan hiu sebagai pelengkap eksosistemnya. Kita dapat memberi makan penyu-penyu tersebut dengan ikan-ikan kecil yang disediakan oleh pengelola taman biota laut ini.
Satu hal yang menarik di akhir kunjungan kami adalah keinginan saya untuk bisa memegang dan memeluk penyu-penyu dewasa tersebut sambil berfoto . Hal tersebut bisa saja kita lakukan dan diijinkan oleh pengelolanya, hanya saja ternyata penyu-penyu ini juga sensitif dengan kehadiran manusia karena menurut info pengelolanya, penyu-penyu ini akan stress jika terlalu sering berhadapan dengan manusia (nah kan, binatang juga ternyata bisa stress !). Oleh sebab itu saya mengurungkan niat berfoto bersama dan cukup berfoto dari tepian kolam saja….hehehe.
– Pulau Harapan, Kepulauan Seribu – April 2015 –
– I Love The Blue of Indonesia –
– My Trip My Happiness –
NB : Jangan buang sampah sembarangan ke laut dan pulau. Buanglah sampah pada tempatnya. Keep our Ocean & Islands Clean !!!
Artikel terkait :