JEJAKLANGKAHKU – Belum pernah terbayangkan bisa terdampar di satu pulau yang diselimuti salju tebal dengan suhu minus 2 derajat C. Biasanya kalau lagi jelajah pulau di negri sendiri yang dirasakan malah sebaliknya, panasnya pool. Pengalaman unik ini bisa kita temui jika berkunjung ke Korea Selatan, khususnya saat musim dingin tiba dan menyempatkan diri mampir di Nami Island (Pulau Nami) yang sangat terkenal sebagai spot shooting salah satu drama Korea yaitu Winter Sonata.
Nami Island (Namiseom) awalnya bukanlah sebuah pulau melainkan sepenggal daratan yang berada ditengah sungai yang kemudian terbentuk seperti sebuah pulau akibat rendaman air dari sungai Bukhangang pada saat pembuatan waduk Cheongpyeong. Jika dilihat dari atas, bentuk Nami Island menyerupai bulan sabit (setengah lingkaran), terletak di wilayah Chuncheon-si, propinsi Gangwon-do, Korea Selatan dengan jarak berkisar 63 km dari ibukota Korea Selatan, Seoul. Untuk sampai ke pulau ini ada beberapa cara yang bisa ditempuh, diantaranya menggunakan train atau bus ke stasiun tertentu dan dilanjutkan menyewa taksi ke pelabuhannya dan kemudian menggunakan kapal khusus Nami Island selama kurang lebih 5 s.d 7 menit untuk sampai di tepi pulau Nami nya. Jika waktu berkunjung ke Korea ini cukup lama, bisa mengeksplore sendiri transportasi ke Nami Island ini, namun jika waktu kita terbatas, saran saya mendingan mendaftar ke city tour agar lebih mudah (harga mungkin sedikit lebih mahal tapi bisa hemat tenaga dan waktu).
Dalam wisata kali ini, saya menggunakan city tour yang kebetulan bekerjasama dengan Hostel tempat kami menginap. Pagi hari sekitar jam 7 sudah dijemput travelnya didepan pintu Hostel dan kamipun berangkat meski hanya 3 orang pesertanya. Sesaat sebelum berangkat nyaris saja tournya dibatalkan disebabkan pagi itu salju turun sangat deras di Seoul, namun berkat info dari petugas wisata lainnya yang menyatakan kondisi aman, maka kamipun tetap berangkat dengan kondisi jalan raya yang cukup licin karena diselimuti salju dimana-mana.
Setelah sampai di dermaga penyebrangannya maka kita harus menumpang Kapal khusus (Kapal Nami Island) yang sudah didesain sedemikian menarik, malah menyerupai Kapal Ruang Angkasa menurut saya, untuk dapat sampai ke pulaunya. Bendera-bendera dari berbagai negara dipasang disisi luar kapal ini, sedangkan sisi bagian dalam kapalnya berbentuk lingkaran dengan kursi-kursi memenuhi bagian tepi kapalnya. Bagi yang tahan dengan dinginnya udara dan angin, bisa sesekali keluar dari kapal dan menikmati pemandangan gunung dan pepohonan disepanjang jalan menyusuri sungai menuju ke pulaunya. Berhubung saat itu sedang winter, maka yang tampak adalah bukit-bukit dan pepohonan yang berwarna keputihan karena tertutup sebagian oleh salju.
Kata “Nami” sendiri berasal dari nama Jendral Nami, seorang Jendral yang dulu dituduh berkhianat pada jaman pemerintahan Raja Sejo dari Dinasti Joseon dan kemudian dibuang ke pulau ini. Di usia 28 tahun ia meninggal di pulau ini, meski jasadnya tidak ditemukan di pulau ini, namun kemudian ada setumpuk batu yang dianggap sebagai kuburan Jendral tersebut. Konon masyarakat setempat percaya bahwa jika kita mengambil satu saja dari tumpukan batu tersebut, dapat membawa kemalangan (misfortune) di rumah kita.
Sebagai sebuah pulau kecil, Nami Island memposisikan dirinya sebagai satu Republik sendiri, sehingga jika akan masuk ke pulau ini maka kita seakan-akan harus melalui Imigrasinya, ada visa khusus, passport sendiri, mata uang sendiri, stempel sendiri, kartu telepon sendiri, punya Bank Central sendiri, dan sebagainya. Semuanya ingin menunjukkan bahwa seakan-akan pulau ini adalah satu Republik sendiri sehingga jika bertandang ke sini seakan-akan kita berada di satu negara lain yang terpisah.
Pada akhirnya, Pulau Nami ini kemudian dibeli oleh salah satu perusahaan wisata yang kemudian menjadikan pulau ini sebagai suatu pulau resort yang indah. Sepanjang jalan menyusuri pulau ini akan kita jumpai patung-patung menarik dengan berbagai latar belakang kisah sejarahnya. Di tengah pulau juga dihiasi dengan hamparan pohon-pohon indah dan taman-taman yang menarik. Selain itu beberapa hewan lucu juga bisa ditemui disini diantaranya tupai, kelinci, bebek, burung kalkun, dan sebagainya. Pulau Nami pada akhirnya tidak hanya sebagai tempat wisata yang indah namun juga berkembang menjadi pusat budaya dan atraksi artistik bagi turis yang datang.
Nah berhubung saat itu sedang winter dengan suhu minus 2 derajat Celcius, maka yang bisa dinikmati disini adalah semua aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan air. Jika wisata jelajah pulau di Indonesia saya biasanya menghabiskan waktu dipesisir pantai atau sungainya dengan bermain air, berenang ataupun snorkeling, maka di Nami Island ini jika sampai disisi tepi sungainya, hanyalah bisa memandang dan berfoto di tepian nya berhubung udaranya yang sangat dingin dan sempat turun salju beberapa menit. Jika sudah cukup kedinginan, kita bisa mampir di beberapa cafenya yang banyak bertebaran disini dan menyajikan aneka makanan, snack dan minuman panas yang bisa menghangatkan tubuh. Selain itu kita juga bisa mampir dibeberapa musem untuk sedikit belajar tentang sejarahnya, atau hanya sekedar berbelanja toko-toko souvenirnya.
– Nami Island, South Korea – Desember 2014 –
sharing yang bagus…thanks ya
sejuk suhunya hingga -2….