JEJAKLANGKAHKU – Salah satu bangunan bersejarah yang berada dalam satu kompleks Bangunan Merah di Melaka dan bisa menjadi pilihan wisatamu kala sedang berada di kota Melaka Malaysia, adalah Gereja St Paul yang merupakan Gereja tertua di Malaysia dan Southeast Asia, yang dibangun pada tahun 1521 saat masa penjajahan Portugis di Melaka.
Letak Gereja St Paul ini berada di atas sebuah bukit yang juga diberi nama Bukit St Paul, sehingga untuk dapat sampai ke Gereja ini maka kita harus mendaki puluhan anak tangga hingga sampai ke area halaman utama Gereja dimana terdapat sebuah patung dari St Francis Xavier yang kala itu sedang melakukan perjalanan misionarisnya hingga ke Melaka. Dibalik patung inilah berdiri sisa-sisa reruntuhan Gereja St Paul yang kalau dilihat sepintas sangat mirip dengan bangunan bersejarah Ruins of St Paul yang juga dapat ditemukan di Macau. Bedanya kalau bangunan gereja St Paul di Macau hanya tinggal dinding bagian depan karena sebagian bangunan sudah rusak akibat beberapa kali diterjang kebakaran, maka bangunan Gereja St Paul di Melaka ini masih nampak lebih utuh bangunannya, sisi dinding-dindingnya masih utuh, bagian dalam bangunan juga masih berdiri kokoh dengan pintu-pintu dan ruangan-ruangan tertentu yang masih banyak menyimpan benda-benda bersejarah dari masa lampau. Hanya tinggal bagian atap bangunan Gereja ini yang sudah tidak ada lagi. Jadi kalau bisa dibayangkan, kita masuk dan berada dalam satu bangunan gereja tingkat dua (dinding Gereja cukup tinggi), tapi tidak beratap, atau beratapkan langit nan biru.
Konon kabarnya, Gereja ini merupakan salah satu bangunan bersejarah yang tersisa dari bagian benteng A’Famosa yang saat itu khusus dibangun di atas bukit di tepi laut oleh Portugis untuk berlindung dari serangan bangsa-bangsa lain yang berebut daerah ini saat itu. Letaknya yang strategis membuat pemandangan dari atas bukit ini sangatlah indah, dimana nampak dengan jelas sisi lautan Selat Malaka.
Jika kamu adalah pecinta wisata sejarah, maka tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi karena banyak hal yang bisa kita lihat, pelajari, bahkan merasakan nuansa dan aura kehidupan disini yang sudah terpendam beribu tahun lamanya. Sayapun sempat merinding saat mengetahui bahwa ternyata di dalam bangunan Gereja ini terdapat bekas makam dari St Francis Xavier yang berdiri kokoh diabadikan sebagai tanda jasa mengenang keberadaannya di masa lalu. Tidak hanya itu, jika kita berjalan berkeliling Gereja ini khususnya di bagian belakang bangunan, maka akan kita jumpai juga beberapa kuburan dan makam dari orang-orang Portugis maupun Belanda yang turut berjasa saat itu, meskipun kabarnya sebagian jasadnya sudah dipulangkan ke negara masing-masing, namun bekas makam dan nisannya masih berdiri kokoh dan bisa membuatmu merinding kala melintas di area ini (maklum suasana sekitarnya yang penuh dengan pepohonan rindang ditambah hembusan angin sejuk kala sore hari, apalagi jika cuma seorang diri berjalan di sekitar ini, ya pasti membuat kamu merasa gimanaaa gitu…hehe).
Oiya, satu hal yang cukup menarik disini adalah patung Francis Xavier yang ada di depan Gereja tersebut jika diperhatikan dengan seksama, ternyata tangan kanannya sudah tidak utuh lagi karena sempat terpotong saat tertimpa cabang pohon yang jatuh mengenai tangan patung tersebut. Konon kabarnya telapak tangan patung tersebut tetap dibiarkan terpotong seperti ini disebabkan keajaiban yang terjadi pada tahun 1614 setelah St Francis Xavier meninggal, dimana saat hendak dipotong telapak tangannya untuk kanonisasi, darah masih mengucur deras meskipun ia sudah meninggal sangat lama. Telapak tangan kanan St Francis Xavier kemudian disimpan di Roma sebagai simbol membaptis dan memberkati banyak orang saat itu.
– Solo Traveler (day 2) – Melaka, Malaysia – Des 2015 –
– My Trip My Happiness –