JEJAKLIDAHKU – Tau gak kalau yang namanya Putu Cangkiri, yup Putu (kue yang terbuat dari tepung beras ketan) dan Cangkiri (berarti ‘cangkir’ karena bentuknya yang mirip bagian bawah cangkir jika dibalik) adalah merupakan salah satu jajanan khas Makassar yang sangat gurih dan bisa menjadi pilihan wisata kulinermu jika sedang berada di Makassar dan sekitarnya ?
Konon kabarnya (kabar ortu sih), saya termasuk fans berat dengan kue yang satu ini, karena sejak masa TK, kue ini sudah menjadi menu sarapan tiap hari dan katanya kalo sampe gak sempat dibeli, saya bisa ngambek seharian wkwkkw… segitunya kah ia bisa menghipnotisku karena rasanya yang super uenak ???
Yang jelas, awalnya, kuliner yang satu ini terbuat dari tepung beras ketan putih yang ditaburi dengan remah-remahan gula merah, kemudian dicampur hingga adonan menjadi merata, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk mangkuk, diisi dengan setengah adonan tepung kemudian dimasukkan parutan kelapa muda dan ditutup lagi dengan sisa adonan tepung beras ketan, dan kemudian dikukus hingga matang. Kebayang kan hasilnya setelah matang seperti apa? yup, persis seperti gambar paling atas di artikel ini, khususnya kue Putu Cangkiri yang berwarna kecoklatan. Berasa manis kenyal-kenyal beras ketan dibagian kulitnya dan setelah gigitan mencapai bagian tengah kuenya maka aroma dan rasa gurih parutan kelapa menjadikan rasa sempurna di lidah. Nah lama kelamaan, adonan kue ini pun berkembang menjadi beberapa rasa dan campuran tertentu, diantaranya Putu Cangkiri dengan aroma Pandan (berwarna hijau), Putu Cangkiri dari jenis tepung beras ketan merah (berwarna ungu), dan Putu Cangkiri dengan campuran gula pasir putih (berwarna putih). Setiap adonan memiliki cita rasa dan aroma yang khas, tinggal pilih rasa dan aroma kesukaanmu dan jangan ragu, karena semuanya pasti berisi parutan kelapa muda di bagian tengahnya yang bikin kue ini menjadi sangat gurih dan nikmat. Bagi saya, Putu Cangkiri dengan campuran gula merah lah yang paling enak dan pas dilidah saya. Jenis Putu Cangkiri gula merah inilah yang merupakan Putu Cangkiri asli sejak awal mulanya (Putu Cangkiri yang berwarna kecoklatan).
Nah dimanakah kita bisa puas berwisata kuliner kue Putu Cangkiri ini? Sebenarnya di kota Makassar sendiri sangat banyak bertebaran penjual kue ini dibeberapa areanya, seperti yang bisa dijumpai di depan Masjid Raya. Penjualnya biasanya berupa pedagang kaki lima lengkap dengan perabotan kukusannya. Namun demikian, jika ingin lebih puas menikmati wisata kuliner khas Putu Cangkiri ini, maka kita bisa berkunjung ke Desa Tanetea, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang berlokasi sekitar 20 km dari titik nol kota Makassar. Hmmm…memang rada jauh sih, tapi ya sekalian jalan-jalan deh gaes, lagian bisa puas melihat cara pembuatan dan ragam jenis kuenya. Nah di daerah Bajeng inilah bisa kita temui sekitar 40 hingga 50 pedagang kue Putu Cangkiri yang berjejer di sepanjang jalan rayanya. Sempat bingung juga sih, harus beli di penjual yang mana ya? bingung deh, karena tiap penjual pasti punya adonan dan cara mengolah yang berbeda-beda sehingga kemungkinan rasa dan aroma kue Putu Cangkiri yang dihasilkan setiap penjual kemungkinan akan berbeda. Nah silahkan dijelajahi ya bro sis, tentukan pilihanmu dan selamat berwisata kuliner Putu Cangkiri yang bisa kita beli dengan harga Rp 1.000 per biji nya, yummy !
Oiya, thanks to my brother kak Roy yang sudah repot-repot ke Gowa dan membawakan 40 biji kue Putu Cangkiri ini untuk menjadi santapan snack siangku saat sedang meeting di salah satu hotel di Makassar, dan bisa menggeser posisi aneka snack yang ada di hotel saat itu, karena Putu Cangkiri ini mampu mengalahkan aroma, cita rasa dan kelezatan semua kue yang ada saat itu… yummzzzz !!!
– Gowa, Makassar – Agustus 2016 –
– My Trip My Happiness –