JEJAKLANGKAHKU – Dalam bahasa Makassar, Rammang-Rammang berarti sekumpulan “awan” atau “kabut” yang pada akhirnya menginspirasi penamaan tempat wisata di wilayah Maros, Pangkep Makassar ini karena menurut cerita penduduk setempat, daerah sekitar Rammang-Rammang ini sering diselimuti awan atau kabut saat pagi hari ataupun saat hujan turun. Nah yang kemudian membuat lokasi Rammang-Rammang ini menjadi sangat terkenal adalah adanya gugusan pegunungan karst (pegunungan kapur) yang mengitari wilayah ini, baik disisi darat maupun sungainya yang menjadikan pemandangan sekitarnya sangat indah dan eksotis. Sumber Wikipedia bahkan menyebutkan bahwa kawasan pegunungan karst Rammang-Rammang ini adalah yang ke-3 terbesar di dunia setelah Tsingy di Madagaskar dan Shilin di Tiongkok, wew… Indonesia KEREN !
Terdapat beberapa cara untuk menikmati keindahan gugusan pegunungan karst di Rammang-Rammang ini, yaitu pertama dengan cara menyusuri Sungai Pute yang berada dalam kawasan ini, selanjutnya dengan cara jelajah sebuah kampung yang berada di tengah kawasan ini setelah melalui aliran Sungai Pute, yaitu Kampung Berua dan yang terakhir adalah dengan langsung mengunjungi spot bebatuan dan pegununan karst dari sisi darat, di tepian sawah dan bukit-bukit sekitarnya. Nah di artikel bagian 1 ini saya akan berbagi cerita tentang keindahan Rammang-Rammang di sepanjang aliran Sungai Pute yang akan membawa kita ke pusat Kampung Berua untuk selanjutnya trekking mengitari gugusan pegunungan karst ini.
Untuk menyusuri Sungai Pute maka terdapat 2 (dua) dermaga yang bisa menjadi starting point kita, yaitu dermaga 1 yang berada di jalan poros Pabrik Semen Bosowa serta dermaga 2 yang lokasinya tidak terlampau jauh dari dermaga 1. Secara umum sebenarnya cukup sulit juga untuk dapat sampai ke lokasi dermaga ini, karena hampir tidak ada rambu-rambu petunjuk yang mengarah ke tempat ini. So, masukan nih buat pengelola pariwisata setempat agar dapat melengkapi rambu-rambu petunjuk tidak hanya saat mendekati dermaganya tapi juga sejak perjalanan dari sekitar kota Maros yang mengarah ke area wisata Rammang-Rammang ini sangatlah minim petunjuknya. Thanks to my bro Kak Roy yang sudah survey beberapa hari sebelumnya, sehingga rombongan kamipun bisa sukses sampai ke lokasi tepat waktu tanpa tersesat. Coba kalo baru pertama kali dan harus nyari lokasinya dulu, waaaa bisa gak keburu ngejar jadwal pesawat saya balik ke Jakarta…wkwkwk.
Nah kali ini kami mengambil starting point dari Dermaga 1 dengan menyewa sebuah perahu berkapasitas 7 orang. Oiya tarif sewa perahunya bervariasi ya gaes, bergantung ukuran kapal dan jumlah orangnya. Tarifnya pun sudah resmi terpampang di dermaga, jadi pastikan kita membayar sesuai tarif resmi tersebut. Untuk kapal dengan kapasitas 1 s.d 4 orang, tarifnya Rp 200 ribu pp, kapasitas 5 s.d 7 orang tarifnya Rp 250 ribu pp dan kapasitas 8 s.d 10 orang ke atas tarifnya Rp 300 ribu pp. Lokasi Dermaga-1 yang berada di jalan poros Pabrik Semen Bosowa ini berada kurang lebih 40 km dari kota Makassar tepatnya di perbatasan kota Maros dan Pangkep, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 s.d 1,5 jam perjalanan mobil dari Makassar.
Hal menarik saat memulai perjalanan kami adalah adanya hamparan bebatuan kapur di tengah sungai dekat dengan lokasi dermaga tersebut. Hmmm serasa berada di Belitung aja nih, cuma bedanya kalo di Belitung batu-batunya kebanyakan di pantai, kalo di sini bebatuannya di sungai. Tapi ternyata hanya di spot ini aja yang banyak bebatuan sungainya, sedangkan perjalanan selanjutnya tidak nampak lagi bebatuan di tengah sungainya, meskipun juga terdapat beberapa batu di pinggiran sungainya, namun hanya sedikit saja, selebihnya adalah hamparan sungai dengan warna air kehijauan yang terkadang sungainya melebar ataupun menyempit di beberapa spot tertentu. Nah dibagian ini rasa-rasanya mirip dengan wisata Hutan Mangrove yang ada di Pulau Nusa Dua Bali, hanya bedanya kalo di Bali sungainya lebih sempit dan hampir tertutup rapat dengan pepohonan Mangrove, seakan-akan kita berjalan disungai yang beratapkan pohon Mangrove. Sedangkan di Sungai Pute ini alamnya lebih terbuka meskipun juga dikelilingi dengan pepohonan rindang, tapi pemandangan bukit dan pegunungan karst disekitarnya sangat nampak dengan jelas, bahkan akan sangat terasa sengatan matahari jika perjalananmu tepat disiang hari bolong…hehe. Makanya jangan lupa bawa topi dan sun block ya bro sis, dijamin gosong deh kalo kelamaan !
Oiya, pada beberapa titik di sungai ini kitapun akan melewati gua-gua berhiaskan ukiran-ukiran unik dibagian dinding-dindingnya…hmm..cantik sih, bagaikan dipahat aja nih, padahal alami loh. Selain itu pula, sungai Pute ini juga dikelilingi pegunungan karst yang nampak dengan jelas karena letaknya yang bersebelahan. Beberapa gua bersejarah pun bisa kita lihat dari kejauhan di atas gunung-gunung tersebut. Jika berminat, bisa didiskusikan dengan pengemudi kapal untuk mampir trekking memanjat hingga sampai ke gua di atas bukit tersebut, so siapkan sendal gunung dan stamina yang ok ya gaes, dijamin capek pastinya. Berhubung kami semua pengennya wisata yang santai-santai aja selain saya juga hanya menggunakan sendal jepit, gimana ceritanya mau trekking manjat-manjat nih ? ok mang kapal, lanjut aja jalannya, trekking ke guanya next time aja deh, biar ada alasan untuk balik lagi kesini next time, hahaha !
Setelah sekitar 45 menit perjalanan kami menyusuri Sungai Pute ini dan sudah berjumpa dengan beberapa biawak, bebek, angsa, burung-burung serta binatang-binatang lainnya yang banyak berkeliaran disepanjang pinggiran sungai ini, maka tibalah kami di perhentian akhir untuk masuk ke Kampung Berua Rammang-Rammang yang artinya, perjalanan trekking di daratan menyusuri sawah, empang dan bukit-bukit, akan kami mulai dari sekarang.
Thanks to my bro Kak Roy dan Annie yang sudah meng-arrange perjalanan yang sangat menyenangkan ini, sampai ketemu di trip selanjutnya !
– Agustus 2016 – Makassar –
– My Trip My Happiness –
wonderfull
wow menarik…
Nice Information
Good Information