JEJAKLANGKAHKU – Jadi gimana sih rasanya minum teh segar langsung dari pabriknya ? yang pasti ya rasa teh lah wkwkwk ! Maklum, gue sebenarnya bukanlah fans berat minum teh, kopi, susu atau minuman lainnya, jadi menurut gue ya rasanya biasa aja, seperti rasa teh pada umumnya, meski yang bikin sedikit berbeda adalah “rasa” itu sudah merasuk ke dalam jiwa manakala sebelum meminumnya kita bisa menelusuri jejak proses pembuatannya mulai dari jelajah kebun tehnya, menghirup aroma wewangian teh di sepanjang perjalanan trekking kebun tehnya, menyaksikan langsung proses pembuatan teh di pabriknya hingga bisa mencicipi segelas plastik teh hangat sembari selonjoran di pabrik tehnya.
Wisata ke Pabrik Teh ini bisa kalian nikmati manakala sedang berkunjung ke daerah Ciater Subang, dimana salah satu Pabrik Pengolahan Teh milik PTPN VIII Ciater Subang ini membuka kunjungan bagi wisatawan yang ingin menambah wawasan dan experience tentang teh. Hmmm ide yang bagus ya gaes, secara Indonesia punya banyak sekali lokasi perkebunan teh di berbagai daerah dengan pemandangan bukit dan gunung-gunung yang sangat indah disekitarnya. Jadi gue setuju banget untuk bisa menjadikan spot perkebunan teh ini sebagai salah satu tempat wisata alam.
Nah wisata ke perkebunan teh ini diawali dengan kegiatan trekking dari kaki bukit perkebunan tehnya dengan rute perjalanan sekitar 2 km dimana panjang rute trekkingnya juga bisa menyesuaikan ya bro sist. Kata “guide” yang mengantar kami “owh itu sih terserah mba’nya mau yang jauh atau deket rute trekkingnya, kami bisa bikin muter-muter sih kalo mau lebih capek lagi” wkwkkw. Eh tapi ga pa pa juga kali, secara trekkingnya tuh di bukit kebun teh dengan panorama sekitarnya yang super duper cantik ditambah udara pegunungannya yang sangat segar dan fresh, jadi pastinya sangat baik untuk kesehatan tubuh jiwa dan ruh, hehehe.
Setelah puas dengan alam kebun tehnya, kini kita tiba di Pabrik Tehnya dan sang guide yang sudah berganti orang, akan menjelaskan histori dan proses pembuatan tehnya. Dari info yang gue peroleh, proses pengolahan daun teh tersebut ternyata harus melewati 6 tahapan sebagai berikut :
- Pemanenan dan Pemetikan. Daun teh terbaik dipanen lalu dipetik dan selanjutnya diangkut menggunakan konveyor gantung menuju proses selanjutnya.
- Proses Pelayuan bertujuan untuk menurunkan kandungan air yang terkandung pada daun teh hingga menjadi 25%.
- Penggilingan untuk menghasilkan teh bubuk (powder). Daun teh digiling dan diayak sebanyak 4 kali untuk memperoleh teh bubuk (powder) yang baik.
- Fermentasi dilakukan secara alami yang bertujuan untuk mengeluarkan komponen-komponen khas pada teh (aroma, rasa, dan warna) agar menjadi teh dengan kualitas terbaik. Teh mengandung komponen polifenol yang merupakan antioksidan dan dipercaya dapat menangkal radikal bebas. Fermentasi ini dilakukan pada suhu 22ºC selama 1 jam.
- Setelah proses fermentasi, teh kemudian dipisahkan dan dipilih pada tahapan sortasi. Sortasi dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis dan ukuran partikel.
- Tahapan terakhir adalah Packaging menggunakan plastik dan alumunium foil.
So, sudah pahamkan dengan proses pembuatan teh yang kita minum sehari-hari ituh? ok, saatnya mencicipi Teh Walini yang memang disediakan khusus buat para pengunjung, fresh from the factory, panas-panas ditengah suasana bukit nan sejuk, yummy. Kalo masih penasaran juga, silahkan membeli Teh Walini nya disini, ada toko kecilnya gaes, dijual dalam kemasan dus untuk oleh-oleh dengan berbagai rasa diantaranya teh walini rasa mint, apel, leci, jahe, dan blackcurrant.
FYI, Pabrik Teh Ciater ini dapat di akses melalui jalan raya Subang – Bandung, tepatnya di lokasi sekitar 300 meter dari perempatan Pemandian Air Panas Sari Ater ke arah selatan, ada papan namanya yang mengarahkan ke lokasi pabrik teh ini. Pabrik teh ini buka untuk umum setiap hari dengan biaya masuk Rp 10.000 untuk pengunjung domestik dan Rp 15.000 untuk wisatawan asing (belum termasuk tips guide).
– Ciater, Subang – Mei 2017 –
– My Trip My Happiness –