JEJAKLANGKAHKU – Sebenarnya terdapat 2 cara menyeberang ke Pulau Timang dari sisi tepi pantai bukitnya, pertama dengan menggunakan gondola (semacam kereta kecil yang diluncurkan di atas tali) dengan waktu tempuh sekitar 30 detik, atau cara lainnya adalah dengan berjalan kaki menyeberangi jembatan gantung yang terbuat dari kayu yang digantung dengan tali dimana lama waktu tempuhnya bergantung pada tingkat keberanianmu apakah akan berjalan dengan perlahan-lahan, sedikit berlari, berlari penuh ataupun malahan banyakan berhentinya karena tujuannya berfoto di atas jembatan dengan hamparan laut pantai selatan di bawahnya yang siap menghempaskan deburan ombaknya yang dahysat dan bisa bikin kamu terkaget-kaget, bahkan basah karena terkena percikan air ombaknya.
Pulau Timang memang belum begitu banyak dikenal masyarakat luas, karena disamping lokasinya yang cukup jauh terpencil dengan akses jalan yang lumayan sempit dan terjal, kenyataan lainnya adalah justru tidak banyak pengunjung domestik yang datang ke tempat ini, tapi malahan turis dari Malaysia lah yang paling banyak berkunjung ke sini disamping turis Asia lainnya. Sempat bingung juga sih, apa salahnya tempat wisata ini ya, karena menurut gue bagus dan eksotis banget, termasuk salah satu wisata yang unik dan belum banyak ditemukan di spot wisata daerah lainnya di Indonesia. Atau mungkin karena warga lokal tidak begitu suka dengan wisata yang rada uji nyali gini tapi lebih memilih wisata duduk manis di tepi pantai pasir putih sambil minum es kelapa kali ya hehe.
Lokasi Pantai Timang berada sekitar 2,5 s.d 3 jam perjalanan naik mobil dari kota Yogyakarta, dengan melewati kota Wonosari dan kemudian masuk ke area pegunungan bukit-bukit batu yang ternyata di balik bukit-bukit batu inilah terdapat beberapa pantai cantik dengan karakteristik yang beraneka ragam, mungkin ada sekitar lebih dari 10 nama pantai yang sempat kami lewati, namun berhubung waktu yang sangat terbatas, sayapun hanya sempat mampir di Pantai Timang saja.
Nah untuk dapat sampai ke Pantai Timang, perjuangannnya lumayan berat ya bro sis. Setelah melewati jalan yang masih beraspal namun sempit, kita akan sampai di satu titik dimana semua kendaraan baik mobil maupun motor harus berhenti dan parkir tepat di dekat sebuah warung makan sea food yang katanya sangat terkenal dan sepertinya warung makan ini cuma satu-satunya yang ada disini dan menjadi andalan para pengunjung untuk makan siang dengan menu sea food. Dan ternyata salah satu menu paling favoritnya adalah lobster, waw ! Usut punya usut, koq bisa ada lobster disini? Owh jadi ceritanya, Pulau Timang itu ternyata memang menjadi lokasi warga sekitar untuk menangkap lobster gaes, sehingga awal mula kenapa sampai ada jembatan gantung dan gondola disitu, ya itu, karena salah satu penghasilan utama warga lokalnya memang adalah menangkap lobster ataupun hewan laut lainnya yang ada di Pulau Timang. Berhubung gue lagi diet, jadinya gak mesen lobster deh (muahallll kaleeee hahaha, alesan !), karena ada menu ikan, kerang dan udang kecil juga koq. Seporsi ikan, udang kecil ataupun kerang harganya Rp 50 ribu (udah termasuk nasinya dan bisa dimakan untuk 2 orang). Jadilah saya memesan 1 porsi ikan tenggiri dan 1 porsi kerang dara (udang kecilnya udah ludesss kalo datengnya sorean jam 3 ginih, hikkksss).
Nah trus gimana cara ke pantainya ? hanya ada 2 pilihan, pertama menggunakan ojek dengan tarif Rp 50 ribu pp (ditungguin disana dan dianter balik lagi ke parkiran mobil), atau menyewa mobil jeep dengan harga sekitar Rp 300 rb s.d Rp 350 rb per mobil kapasitas s.d 4 orang. Pilih mana? Ya pilih ojeklah gue, secara cuma berdua ama driver. Eh tau nya si driver gue ikut-ikutan mau ke sono juga hahaha, jadinya gue sewa 2 ojek deh, lumayanlah biar ada yang moto’in wkwkw. Saat ojeknya datang, kaget juga gue, dua-duanya cewe semua tukang ojeknya wew, salut dah ! Untung juga cewe, jadi bisa berpelukan secara jalannya tuh naik turun curam dengan medan jalanan berbatu-batu karang kecil nan tajem, setajem hidup ini hahaha ! Oiya, lama perjalanan naik ojeknya sekitar 30 menit ya bro sis, lumayan lama deh, karena ternyata lokasi pantainya masih jauh dari tempat parkiran tadi. Sepanjang perjalanan, sempat-sempatnya si mba ojek curcol : “iya nih mba, saya kan bantu-bantu’in suami cari nafkah, anak saya 2 dan penghasilan suami pas-pas’an” salut deh buat si mbak ojek, two thumbs atas perjuangan hidupnya !
Nah tantangan selanjutnya adalah, bagaimana kamu akan menikmati uji nyali menyebrang ke Pulau Timangnya ? naik gondola atau naik jembatan gantung ? Saya pilih naik gondola, karena gue cuma punya waktu 1 jam untuk bersenang-senang disini. Awalnya gue pikir cukup lama juga jika akan naik gondola, tapi ternyata kata mas-mas tukang narik tali gondolanya : “gak sampe 1 menit mba” haaaa? Masa sih? Eeeh, bener sodara-sodara, jangankan 1 menit…. 30 detik doang huaaaa…masa sih gue kaga berani, ayok kita coba ! Ongkos naik gondolanya Rp 150 ribu (kapasitas maksimum 2 orang) untuk domestik dan Rp 250 rb untuk turis asing. Berhubung gue udah ber2 ama driver, ya pas kan ya, bayar 1 untuk 2 orang, jadi deh kita boncengan, saya duduk di depan dan si driver duduk di belakang. Trus mana seat belt nya nih? “gak ada seat belt mbak, gak pake tali pengikat juga, mbak e tinggal megang kayu dan tali disamping aja” whatttt? Omaigat, jadi gue cuman duduk di kursi kayu sepotong ini dan kemudian didorong meluncur di atas tali gini aja? “iya mbak” okeh baiklah, karcis udah dibeli, harus dijalanin, mari kita uji nyali hahahah !
Dan tau gak gaes, emang dasar gue lagi nekat atau emang lagi pengen narsis banget kali ya, keluar deh tongsis dan HP gue. Kapan lagi kan bisa bikin video narsis di atas laut pantai selatan gini hahaha. Si mas-mas tukang tarik talinya sampe bengong : “mas tahan dulu ya, jangan didorong dulu, saya atur kameranya dulu” sambil berdoa dan pasrah, semoga hp gue gak lepas dari tongsisnya ya, bisa hancur semua foto koleksi gue jalan seharian nih hahaha. Dan beginilah penampakan video gue selama 20 detik (lihat video paling bawah gambar) sebelum akhirnya kami sedikit terguncang saat sudah berada di ujung pulau dan siap untuk turun dari gondolanya. Jadi saat akan jalan, gondola akan didorong oleh kurang lebih 2 orang laki-laki di sisi bukit asalnya, kemudian gondola akan meluncur dengan sendirinya di atas laut pantai selatan selama kurang lebih 30 detik, dan saat akan tiba di pulau tujuannya, gondola akan berjalan melambat dan kemudian secara manual akan ditarik lagi oleh 2 orang laki-laki di sisi pulau tujuannya, hingga gondolanya benar-benar berhenti dan kita bisa turun dengan aman. Kebayang capeknya para lelaki ini yang berdiri seharian di bawah teriknya matahari hanya untuk menarik dan mendorong gondola kayu ini, pantesan aja harganya lumayan mahal, bahan bakarnya tenaga manusia sih hehe.
Tidak seperti pulau-pulau pada umumnya, Pulau Timang adalah merupakan pulau karang, jadi jangan berharap ketemu pasir putih dan tanaman di pulau Timang yang bentuknya bukit pulau ini. Isinya semua adalah batu karang. Jadi, pastikan memakai sepatu kets ya gaes, karena salah gerak dikit, kaki bisa lecet karena tergores bebatuan karangnya yang tajamnya minta ampun. Di beberapa sisi terdapat genangan air, yang konon kabarnya adalah genangan air laut saat ombaknya lumayan tinggi dan bisa sampai ke atas bukit Pulau Timang ini. Tidak ada fasilitas bermain di atas bukit Pulau Timang ini, jadi di sini kamu hanya bisa menikmati panorama keindahan laut pantai selatan dengan deburan ombaknya yang super dahsyat serta menantikan matahari terbenam saat sore hari. Selain itu juga dibuat beberapa tangga dan spot yang memang khusus untuk berfoto-foto.
Berikut video singkat naik gondola ke Pulau Timang :
Jadi, sudahkan anda punya nyali untuk menyeberang ke Pulau Timang ?
– Timang Beach, Gunung Kidul, Yogyakarta – September 2017 –
– My Trip My Happiness –
Nice information
wow keren
Wow