7 Hari Jelajah Sumba, Bisa Nongkrong di 28 Spot Menarik Ini

JEJAKLANGKAHKU – “Susah Sinyal” begitulah judul salah satu film karya sutradara Ernest Prakasa yang mengambil latar belakang keindahan pulau Sumba dan pada akhirnya turut mengangkat Sumba sebagai salah satu destinasi menarik untuk dikunjungi di Indonesia bagian Timur. Yup, pada kenyataannya memang susah sinyal disini, kadang ada, kadang hilang, bergantung lokasi dan tentunya operator sellular yang kamu pake, makanya kudu wajib pake Telkomsel ya gaes, biar bisa tetap eksis berkomunikasi dan berinternet ria di senatero Pulau Sumba ini.

Desa Adat di Sumba

Sumba merupakan salah satu pulau di Indonesia bagian Timur yang letaknya dekat dengan Pulau Flores dan masuk dalam propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah Pulau Sumba terbagi dalam 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Sumba Timur. Meski terkesan sebagai pulau yang kering dan gersang, namun ternyata setelah 8 hari gue berada di pulau ini, justru malah gak pengen pulang saking terpesona dengan keindahan alamnya. Gak pernah nyangka sebelumnya kalo ternyata banyak sekali tempat-tempat indah di seantero Sumba ini yang bahkan menurut guide gue sebenarnya masih banyak lagi yang bisa kami kunjungi selain ke-28 spot tersebut, namun karena keterbatasan waktu dan beberapa akses jalan ke lokasi yang belum tertata dengan baik, kamipun terpaksa melewatkannya dan semoga satu saat bisa balik lagi ke sini hehe.

Banyak Babi & Kuda di Sumba

Selama 7 (tujuh) hari menjelajah Pulau Sumba ini, gue pun memilih untuk ngetrip overland dengan mengambil start dari Sumba Barat Daya, tepatnya mendarat di Bandar Udara Tambolaka, kemudian dilanjutkan menuju ke Sumba Barat di Waikabubak menggunakan mobil dan berakhir di Sumba Timur di kota Waingapu untuk terbang kembali dari Bandar Udara Umbu Mehang Kunda ke Jakarta. Jadi kamupun bisa memilih rute yang sama yaitu start dari Sumba Barat Daya dan berakhir di Sumba Timur, ataupun sebaliknya start dari Sumba Timur dan berakhir di Sumba Barat Daya, karena hanya di kedua kota inilah (Tambolaka dan Waingapu) terdapat bandar udara sebagai titik masuk dan keluar dari Pulau Sumba. Saran gue, lebih baik memilih start dari Sumba Barat Daya dan berakhir di Sumba Timur, karena kota Waingapu di Sumba Timur lebih rame, fasilitasnya lebih lengkap dan modern serta menjadi tempat belanja oleh-oleh yang paling nyaman dan santai sebelum balik ke kota asal. Sebaliknya kota Tambolaka dan sekitarnya, menampilkan wajah kehidupan masyarakat lokal Sumba yang masih sangat tradisional, dan sungguh membuat gue sangat menikmatinya, suasana pedesaan nan sepi dengan hamparan rumah-rumah adat tradisional Sumba lengkap dengan jejeran kuburan adat di sekitarnya. Di beberapa sudut jalan bisa kamu jumpai babi-babi dan kuda-kuda berkeliaran dan bahkan ikutan nyebrang jalan, membuat pemandangan unik yang gak bakalan kamu dapatkan di tempat lain, so enjoy aja ya gaes, karena begitu kamu memasuki area Sumba Tengah dan Timur, suasananya pun mendadak berubah menjadi sedikit lebih maju dan modern.

Pesona Pantai dan Rumah Adat di Sumba Barat Daya

Traveling ke Sumba bisa dengan cara ikut open trip (sudah banyak sekali open trip yang ditawarkan agen-agen wisata saat ini, bisa di googling ya gaes), ataupun dengan cara private menyewa mobil kemudian mengatur sendiri rute perjalananmu. Kebetulan karena waktu traveling gue lumayan lama (8 hari termasuk perjalanan, dibanding paket open trip yang biasanya paling lama 5 hari 4 malam) dan kami cuma ber-3, maka gue memilih cara private tour dengan menyewa mobil innova seharga Rp 800 rb per hari (termasuk driver dan bbm) dan dimulai saat penjemputan kami di bandara Tambolaka (Sumba Barat Daya) serta berakhir di hari ke-8 pengantaran kami ke bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu (Sumba Timur). Hotel & penginapanpun kami pilih dan atur sendiri, selama 2 (dua) malam di kota Tambolaka (Hotel Sinar), 1 (satu) malam di kota Waikabubak (Hotel Manandang) dan 4 (empat) malam di kota Waingapu (Hotel Padadita). Dan, setelah kami hitung-hitung semua biaya yang dikeluarkan, ternyata tidak jauh berbeda dengan biaya open trip (padahal rentang waktu traveling kami lebih lama loh), dengan tambahan bonus lebih nyaman karena 1 (satu) mobil innova hanya berisi 3 penumpang, serta kebebasan menentukan tempat wisata yang akan dituju dan lama waktu di masing-masing tempat wisata ya suka-suka kitalah hehe. So, saran gue kalo kamu kamu cuma sendirian, bisa joint open trip, tapi kalo rombonganmu sudah berkisar 3 orang atau lebih, maka lebih nyaman mengatur perjalananmu sendiri atau private trip.

Secara umum, Pulau Sumba menyimpan pesona alam yang sangat potensial. Sepanjang perjalanan gue dari Barat ke Timur, diawali dengan berbagai bentuk kawasan pantai yang unik, kemudian memasuki Sumba Tengah dan Timur maka pemandangan berganti menjadi hamparan-hamparan bukit dan savana yang berwarna kehijauan dan konon jika musim berubah, maka warnanya pun bisa berubah menjadi kecoklatan. Selain padang bukit dan savana, Sumba bagian Tengah dan Timur pun kaya dengan aneka Air Terjun dan Desa-Desa Adat yang dihuni oleh penduduk lokal dengan budaya keseharian yang kental dengan adat istiadat Sumba asli. Sebagian besar dari penduduk di desa-desa adat tersebut masih memeluk kepercayaan lokal yang dikenal dengan nama Marapu, sebuah kepercayaan akan pemujaan kepada nenek moyang dan leluhur, mereka percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh yaitu di surga Marapu atau yang dikenal dalam bahasa daerah setempat sebagai Prai Marapu. Selain penganut agama Marapu, mayoritas agama lainnya di Sumba adalah Katolik dan kemudian Islam.

Tugu Kota Waikabubak

Soal makanan, umumnya banyak yang gak halal ya gaes, jadi kudu nyari tempat makan yang halal seperti rumah makan padang, biar kamu bisa lebih nyaman. Khusus di wilayah Sumba Barat, Barat Daya hingga Sumba Tengah, sangat minim sekali tempat-tempat makan, jadi usahakan saat akan keliling berwisata di area ini, beli dan bungkuslah makanan saat pagi hari sebelum berangkat, karena kamu bakalan gak nemu tempat makan saat sudah berada di tempat-tempat wisatanya yang jauh terpencil di pelosok Sumba dan jauh dari pusat perkotaan. Begitu pula dengan bahan bakar mobil, ada baiknya diisi full tank sebelum berangkat, karena juga sangat minim POM Bensin di wilayah ini. Juga sebaiknya sudah menyiapkan uang cash biar gak repot nyari ATM disini, meski sebenarnya lumayan banyak juga sih ATM BRI yang menurut gue cuma satu-satunya jenis ATM yang paling banyak gue liat di sepanjang perjalanan.

Aku & Kain Tenun Sumba

Nah, tempat wisata mana saja yang sempat gue kunjungi saat overland di Pulau Sumba kemaren ? berikut daftarnya, dan akan gue ceritakan satu per satu nantinya ya bro sist :

  1. Tempat wisata di sekitar Sumba Barat Daya :
    • Desa Adat Ratenggaro
    • Pantai Ratenggaro
    • Danau Wekuri
    • Pantai Mbawana
    • Tanjung Mareha
    • Pantai Mandorak
    • Pantai Pero
    • Waikelo Sawah
  2. Tempat wisata di sekitar Sumba Barat :
    • Kampung Tarung
    • Pantai Watu Bela
    • Pantai Kerewei
    • Tugu Kota Waikabubak
    • Desa Adat Praijing
    • Air Terjun Lapopu
  3. Tempat wisata di sekitar Sumba Timur :
    • Bukit Wairinding
    • Savana Puru Kambera
    • Bukit Persaudaraan
    • Air Terjun Tanggedu
    • Air Terjun Waimarang
    • Pusat Kain Tenun Rambu Chiko
    • Pantai Walakiri
    • Bukit Mauliru
    • Pasar Tradisional Waingapu
    • Kampung Adat Praingu Prailiu
    • Maramba Beach & Resort
    • Morinda Resto Lambanapu
    • Bukit Tanarara
    • Tempat Belanja Oleh-Oleh di Waingapu
Here we are at Sumba

So, jangan ragu lagi, segera rencanakan perjalananmu ke Sumba, dan buktikan sendiri kalau Indonesia itu indah mempesona !

– Sumba, Nusa Tenggara Timur – Mei 2018 –

– My Trip My Happiness –

– Pesona Indonesia, Wonderful Indonesia –

6 thoughts on “7 Hari Jelajah Sumba, Bisa Nongkrong di 28 Spot Menarik Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.