JEJAKLANGKAHKU – Siapa sih yang tidak kenal Bali? Saya bahkan gak bisa menghitung sudah berapa kali berwisata ke Pulau Dewata itu. Tapi anehnya, ya selalu saja ada alasan untuk kembali lagi dan lagi, ke Bali. Nah jika sudah cukup jenuh dengan kawasan wisata yang pada umumnya sudah kita kenal, bisa dicoba ngebolang di wilayah Bali Utara, tepatnya di Kabupaten Buleleng, di Pantai Lovina
Nama Lovina diambil dari nama sebuah hotel yang pernah dibangun dahulu kala pada jaman Anak Agung Panji Trisna. Ia merupakan salah satu bangsawan di wilayah Buleleng Bali pada waktu itu, yang baru saja pulang dari India dan terinspirasi membangun sebuah penginapan di tepi pantai Buleleng setelah sempat mengamati tempat-tempat indah yang dibangun di tepi pantai di Bombay, India. Lovina sendiri terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Love (diambil dari bahasa Inggris) yang berarti kasih yang tulus dan Ina (diambil dari Bahasa Bali) yang berarti Ibu atau dalam arti luhurnya adalah “Cinta Ibu Pertiwi”.
Perjalanan menuju Pantai Lovina cukup jauh, sekitar 3 s.d 4 jam dari Kuta Bali. Oleh sebab itu saran saya sebaiknya ambil waktu 2 s.d 3 hari untuk khusus berwisata di daerah Bali Utara, karena selain Pantai Lovina, di sekitar sana juga sudah sangat dekat dengan wisata pantai lainnya seperti Pulau Menjangan, Tulamben, Amed, Permandian Air Panas, dan sebagainya. Ditambah lagi, waktu untuk bisa melihat lumba-lumba di pantai Lovina ini adalah pagi-pagi buta, mulai sekitar jam 6 sudah harus bersiap-siap di tepi pantai untuk naik ke perahu jukung nya (perahu motor yang akan membawa kita mengejar lumba-lumba).
Dalam wisata kali ini, saya khusus menyewa 1 (satu) perahu jukung secara private karena kebetulan perginya cuma berdua, jadinya total dalam satu perahu hanya diisi 3 (tiga) orang bersama sopir perahunya yang juga merangkap guide. Normalnya, satu perahu jukung bisa menampung mungkin 5 s.d 6 orang (jika ikut tour gabungan).
Perjalanan dimulai dengan berkumpul di area pantai Lovina tepatnya di belakang Aditya Beach Resort tempat kami menginap. Jam 6 pagi ternyata sudah sangat ramai turis yang berkumpul dan mencari kapal masing-masing. Kapal jukungnya juga sangat kreatif dihiasi dengan warna-warni yang beragam dengan nama Kapal yang unik-unik, seperti : Monster, Octopus, Blue Pearl, Blue Marlin, dsb dan tak lupa dilengkapi dengan bendera Merah Putih. Nama Kapal Jukung kami adalah “Hardy Junior” mungkin yang punya kapal namanya Hardy kali ya, yang jelas kapalnya masih baru dan sangat bersih.
Oiya, tepi pantai Lovina ini sangat berbeda dengan pantai-pantai indah berpasir putih dengan biru airnya pada umumnya, karena di pantai Lovina ini warna pasirnya adalah hitam. Awalnya saya agak ragu untuk mendekat ke air pantainya karena dari kejauhan saja sudah nampak gelap dimana-mana, tapi ternyata setelah mendekat ke air untuk naik ke jukungnya, waaaa baru sadar saya kalo airnya sangat bersih dan jernih. Tampilan warna hitam hanya disebabkan pasirnya saja yang hitam, tapi sebenarnya kondisi air pantainya jernih, bening dan bersih banget (sampai-sampai pengen nyebur brenang juga).
Perjalanan mengejar lumba-lumba ditempuh kurang lebih 5 s.d 10 menit dari bibir pantai Lovina, dimana tiba-tiba semua kapal jukung mendadak memperlambat laju perahunya dan kemudian mematikan mesin kapalnya dan berhenti sesaat. Wah ada apa ya ini? (sempat bingung juga deh gue.) Ternyata ya itu, mereka sedang menunggu kedatangan lumba-lumba disekitar kapal-kapal jukung kami. Dan memang benar, setelah beberapa saat terdiam, pasti akan ada satu dua kapal yang mendadak tiba-tiba bergerak dan melaju dengan cukup cepat, yang artinya mereka sudah melihat kemunculan lumba-lumba disekitarnya dan kemudian mengikuti lumba-lumbanya. Maka kapal jukung lainnya pun kemudian akan ikut bergerak mengejar. Jika kita mendekat, maka lumba-lumba ini akan berenang menjauh. Mereka kadang muncul sendirian, namun lebih banyak munculnya gerombolan beberapa ekor bersamaan.
Setelah puas melihat langung keceriaan lumba-lumba ini di lautan luas sekitar 1.5 jam, maka saatnya kembali ke tepi pantai. Perjalanan kembali menuju Pantai Lovina menyisakan pemandangan tepi pantai yang sangat indah dengan jajaran Nyiur Kelapa dan bukit-bukit indah di belakangnya. Jadi, jangan lupa tetap siaga pegang kamera untuk mengabadikan keindahan alam ini.
Oiya ada satu hal yang terlewat dalam perjalanan pulang menuju pantainya, yaitu adanya satu spot snorkeling yang akan kita lewati. Sayangnya pada saat itu peralatan snorkling saya tertinggal dihotel semua, jadi tawaran guidenya untuk mencoba snorkling di pantai dengan underwater pasir hitam ini tidak dapat saya nikmati, nyesel juga sih sebenarnya, tapi mungkin ini pertanda bahwa nanti saya memang harus kembali lagi ke Lovina ini. Love you Dolphin….
– Lovina Beach, Buleleng Bali – Desember 2014 –
– I Love The Blue of Indonesia –
– Visit Indonesia –
Nama sopir perahunya Pak Kadek. Nama anaknya Hardy. Jadi nama perahunya Hardy Junior. Kebetulan Pak Kadek masih satu tim dengan saya he he….
Owh gitu ya pak hehehe…yg jelas kapalnya bagus, baru dan bersih…tks infonya