JEJAKLANGKAHKU – Sesekali memang perlu kita melakukan wisata religi, disamping hak masing-masing umat untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing, maka saya sebagai travellerpun terdorong untuk menyempatkan diri mengunjungi area wisata religi dalam setiap aktivitas jalan-jalan saya. Salah satu tempat wisata religi yang pernah saya kunjungi pada saat berwisata ke Manado adalah di Bukit Doa – Kanonang.
Bukit Doa sering juga disebut Bukit Kasih, terletak 55 km dari kota Manado (jarak tempuh sekitar 45 menit), tepatnya di desa Kanonang, Kawangkoan Minahasa. Untuk sampai ke sini, kita akan melewati jalan-jalan aspal berliku-liku dan berbukit-bukit. Enjoy aja ya bro, sambil menikmati pemandangan sekitarnya. Awalnya tempat ini hanyalah pusat keagamaan warga Manado yang ingin bermeditasi dan berdoa, namun kemudian pada tahun 2002 dijadikan sebagai tempat kerukunan 5 (lima) agama di Indonesia, yang ditandai dengan dibangunnnya 5 (lima) tempat ibadah masing-masing agama di puncak bukitnya, yaitu : Gereja Katolik, Gereja Protestan, Masjid, Kuil Budha dan Candi Hindu, serta dibangun pula Monumennya di bawah bukit.
Nah yang cukup menantang untuk bisa menjelajahi Bukit Doa ini adalah kita harus menaiki anak tangga untuk sampai ke puncak bukitnya, dan mau tau berapa anak tangga yang harus dinaiki? 2.435 (dua ribu empat ratus tiga puluh lima) anak tangga !!! waaa…bisa gempor sih betis, tapi terbayarlah dengan keindahan panorama dari puncak bukitnya, aroma khas belerangnya serta kesejukan udaranya, apalagi kalo tujuan kita memang penuh gairah untuk menikmati keindahan alam & mengeksplor tempat-tempat baru, pasti gak bakal merasakan capek ! Oiya kenapa saya bilang aroma belerang, di kawah bukit doa ini terdapat sumber air panas belerang, jadi kalo sudah gempor kaki manjat tangga…nah bisa selonjoran berendam di sumber air panasnya, sambil menikmati jagung bakar, pisang, kacang, telur dan ubi rebus yang banyak dijual disekitarnya. Selain itu juga, banyak bertebaran suvenir-suvenir indah yang bisa kita beli sebagai kenang-kenangan (kaos, topi, gantungan kunci, gelang, kalung dan kerajinan yang terbuat dari tempurung kelapa dan kayu yang dihasilkan penduduk setempat), ‘saya beli kaos, topi dan gantungan kunci cantik’, pengumuman, puas dah !!! (hahaaha).
Oiya, adalagi yg unik dari Bukit Doa ini yaitu adanya ukiran wajah nenek moyang orang Minahasa yang terukir disalah satu sisi bukitnya. Dalam salah satu foto saya yang diambil dari mobil dalam perjalanan menuju Bukit Doa ini memang tampak jelas bentuk ukiran wajah tersebut, weeew…amazing !
Akhir dari jelajah Bukit Doa ini kita dapat melihat sebuah Monumen Kerukunan 5 Agama di Indonesia yang digambarkan di ke 5 sisi tiangnya setinggi 22 meter. Bisa kita cermati & hayati masing-masing pesan yang disampaikan dari setiap agama yang ada di Indonesia :
- Islam :”Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. “Tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”
- Kristen Protestan : “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
- Kristen Katolik : “Dari salib Yesus bersabda, inilah Ibumu”. “Tinggallah dalam kasihKu”
- Budha : “Tidak melakukan segala bentuk kejahatan. Senantiasa mengembangkan kebajikan dan membersihkan pikiran. Inilah ajaran para Budha”
- Hindu : “Ia yang tidak menyebabkan penderitaan bahkan mengusahakan keselamatan bagi semua makhluk, ia mendapat kebahagiaan tanpa akhir”
Bayangkan, jika semua umat manusia di negri ini benar-benar bisa menghayati dan mengamalkan ajaran agama masing-masing untuk saling menghormati dan toleransi antar umat beragama, tentunya negri ini akan semakin aman, tentram, damai dan sejahtera, sekarang dan selama-lamanya. Amien.
– TORANG SAMUA BASODARA (Kita Semua Bersaudara) –
– Manado – Sulawesi Utara – Mei 2011 –
– My Trip My Happiness –
ini adalah gambaran indonesia yang bhineka tunggal ika dan menjunjung tinggi nilai toleransi, semoga bisa menjadi pengingat bahwa kita adalah bangsa yang menghargai perbedaan, tidak merasa paling benar dan menyalahkan yang berbeda.