JEJAKLANGKAHKU – Dari sekian tempat wisata di Korea Selatan, hanya wisata ke DMZ (Demilitarized Zone) ini yang bikin deg-deg’an. Satu-satunya tempat wisata yang wajib hukumnya membawa passport untuk bisa masuk. Selain itu, tempat ini juga hanya bisa dijangkau dengan menggunakan Tour khusus yang sudah bekerjasama dengan pengelola wisata disini, jadi jangan coba-coba datang kesini dengan gaya backpacker ya. Kenapa demikian? karena area wisata ini adalah perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara yang terbentuk sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953 dan merupakan perbatasan negara yang paling termiliterisasi di dunia, membentang sepanjang 250 km dengan lebar 4 km.
DMZ adalah sebuah wilayah netral yang terletak di perbatasan antara dua kekuatan militer/ negara, tertutup bagi aktivitas militer serta ditetapkan berdasarkan perjanjian gencatan senjata atau perjanjian bilateral maupun multilateral (wikipedia). Korean DMZ adalah buffer zone antara Korut dan Korsel yang membelah semenanjung Korea dan merupakan zona damai.
Ada beberapa spot yang bisa kita kunjungi jika berwisata ke DMZ, diantaranya adalah Imjingak Park berupa Memorial Park yang berisi patung-patung dan tugu-tugu peringatan dari jaman Perang Korea untuk mengenang pemisahan kedua Korea dimana bagi sebagian masyarakat Korea hal ini meninggalkan kesedihan mendalam karena harus terpisah dengan sanak saudara dan kerabat mereka. Di tugu peringatan ini terdapat dupa yang menyala sebagai simbol kerinduan para northeners (warga Korea Utara yang melarikan diri dari Korut dan masuk ke Korsel, terpisah dengan sanak saudara) dan sebagai tempat mereka berdoa untuk para arwah nenek moyang dan keinginan untuk penyatuan kembali negara Korea.
Spot lainnya adalah Bridge of Freedom, yang pada masa Perang Korea digunakan sebagai jembatan tempat dilaluinya para tawanan perang dan tentara yang kembali dari Korea Utara. Disisi lain dari jembatan ini terpampang pagar kawat yang dimana tergantung begitu banyaknya potongan-potongan kain dan kertas-kertas yang berisikan tulisan-tulisan dengan huruf Korea yang merupakan jeritan hati masyarakat Korea yang masih menginginkan penyatuan kembali negara Korea.
Selain itu, terdapat pula spot Stasiun Kereta Api, yang merupakan stasiun terujung yang menghubungkan Korea Selatan dan Utara, nama stasiunnya adalah Stasiun Dorasan. Saat ini stasiun ini telah ditutup setelah sebelumnya merupakan stasiun yang langsung dapat mengantarkan kita ke wilayah Utara Korea, tepatnya di kota Pyeongyang. Karena penasaran ngeliat tentara yang menjaga pintu masuknya, akhirnya saya memberanikan senyum kepadanya. Dan ternyata dia sangat “cool man”… gak senyum balik bow…wew…serem dah ! Ya sudah, senyum gak senyum… foto ah ! …. dan jepret…jadi deh fotonya….dan teteup ya, dia nya tanpa ekspresi, no comment, no action… 🙂
Setelah asik foto-foto, selanjutnya kita masuk ke area yang sama sekali dilarang foto yaitu Tunnel (terowongan). Dari penjelasan guide kami disampaikan bahwa dahulu kala ditemukan beberapa terowongan di area DMZ ini yang diduga dibangun oleh Korea Utara untuk melakukan invasi ke Korea Selatan. Cukup lucu juga cara mereka menemukan terowongan ini, salah satunya adalah adanya asap yang keluar dari dalam tanah disekitar lokasi DMZ, yang ternyata setelah diteliti ternyata ada terowongan dibawahnya. Asap yang muncul disebabkan para tentara sedang memasak telur ataupun air untuk dikonsumsi.
Nah tantangan untuk masuk ke dalam terowongan ini selain tidak diperbolehkan foto adalah, kita harus melewati terowongan ini sepanjang total 1,6 km (tapi untuk Third Tunnel ini hanya beberapa ratus meter, karena total ada beberapa terowongan) dengan kedalaman sekitar 70 m di dalam tanah. Sebelum masuk, segala barang bawaan wajib disimpan di loker yang telah disediakan dan memakai helm kuning yang juga sudah disediakan di pintu masuk terowongannya. Perjalanan masuk ke dalam terowongan sih menyenangkan ya, karena jalannya menurun, ditambah postur badan saya yang semampai, membuat kepala saya aman dari benturan langit-langit terowongan yang pada beberapa titik sangat rendah dan membuat orang tinggi harus menunduk (ada juga gunanya semampai, hihihi). Bagian ujung dari terowongan ini adalah tempat paling dekat dengan wilayah Korea Utara. Terdapat kaca kecil yang mengarah ke wilayah Korea Utara dan kita bisa ngintip dari kaca itu, hanya beberapa puluh meter sudah sampai ke Korea Utara. Jadi intinya masuk terowongan ini adalah selain merasakan perjuangan tentara-tentara selama bergulat di terowongan, juga kita bisa mencapai tempat terdekat dengan pecahan negara Korea, yaitu Korea Utara.
Akhir dari petualangan di DMZ ini adalah kembali keluar dari terowongan dan ternyata capeknya minta ampun karena jalannya mendaki sodara-sodara. Pantesan aja di pintu masuknya disediakan kursi-kursi tempat istirahat, karena pada umumnya yang keluar dari terowongan pasti pada ngos-ngos’an, termasuk saya hehehe. Tapi jangan kuatir, meski lagi winter, suhu -2 derajat, salju bertebaran, tapi masi ada cafe-cafe yang menyediakan minuman hangat dan snack untuk memulihkan energi. So…mari kita ngupi dan blanja souvenir DMZ.
– DMZ, South Korea – Desember 2013 –
– My Trip My Happiness –