JEJAKLANGKAHKU – Menikmati keindahan panorama alam di kaki gunung Burangrang sembari berwisata kuliner di dalam sarang burung raksasa, dapat menjadi alternatif tempat wisatamu jika sedang berada di daerah Lembang Bandung. Suatu konsep ekowisata yang mengedepankan keindahan alam nan hijau bisa kita temukan di Dusun Bambu Family Leisure Park, Lembang.
Terletak di jalan Kolonel Masturi km.11, Situ Lembang Cisarua, Bandung Barat, lokasi Dusun Bambu boleh dikatakan cukup sulit untuk dicapai, apalagi bagi saya orang Jakarta yang belum sepenuhnya menguasai lika liku jalan di Bandung. Tapi jangan kuatir, jika ingin gampang mencapainya, cukup aktifkan google map atau aplikasi waze dan sudah bisa sampai tepat di depan pintu gerbangnya. Saat berkunjung ke Dusun Bambu September 2015 lalu, sayapun hanya mengandalkan aplikasi waze dengan mengambil starting point jalan masuknya dari Jalan Sersan Bajuri, tepat di depan terminal angkot Ledeng (Setiabudi) Bandung, dan selanjutnya tinggal dipandu oleh waze dan menempuh sekitar 10 km perjalanan dengan mobil.
Alternatif jalan lainnya bisa melalui rute berikut :
- Tol Pasteur -> Ledeng -> Jl. Sersan Sodik -> Jl. Kolonel Masturi
- Tol Padalarang -> Cimahi -> Jl. Kolonel Masturi
- Tol Pasteur -> Ledeng -> Lembang -> Jl. Kolonel Masturi
Dusun Bambu adalah sebuah ekowisata dengan luas berkisar 15 hektar, dalam bentuk konservasi bambu yang mencanangkan konsep 7E diantaranya Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika dan Entertainment dan mempunyai impian untuk dapat menjadi ekowanawisata pertama di Jawa Barat.
Saat tiba di lokasi inipun saya tidak menyangka bahwa area wisatanya ternyata sangat luas, tidak tampak sama sekali saat kita memasuki pintu gerbangnya, karena untuk menuju ke pusat wisatanya maka kita harus menggunakan mobil khusus yang telah disediakan resort ini yaitu mobil ontang anting dengan hiasan bunga-bunga berwarna warni terbuat dari kertas dan menutupi body mobilnya. Jadi parkirlah terlebih dahulu kendaraan kita, kemudian membayar tiket masuk seharga Rp 15 ribu per orang (dengan bonus 1 botol aqua) dan kemudian antri menunggu mobil ontang antingnya yang akan mengantar kita sampai ke depan resto kulinernya (berjarak kurang lebih 500 meter). Oiya, dibeberapa tempat kuliner kita diwajibkan menggunakan uang kertas khusus untuk berbelanja, oleh sebab itu jangan lupa untuk menukar uang terlebih dahulu ya gaes.
Memasuki area resort ini maka jangan kaget jika di sisi sebelah kanan akan tampak bangunan menyerupai sarang-sarang burung raksasa, berbentuk bulat, tapi jika diperhatikan dengan seksama, isi sarang burung ini bukanlah burung raksasa, melainkan meja dan kursi-kursi tempat makan dan bersantai, karena bangunan ini ternyata adalah restoran-restoran mini yang didesain menyerupai sarang burung, mirip banget dengan aslinya, apalagi ditambah dengan hiasan berupa untaian-untaian akar-akar tanaman yang menyelimuti setiap resto sangkar burungnya, waaaa jadi persis banget dengan sarang burung beneran. Oiya, nama resto ini adalah Lutung Kasarung, mengambil nama dari cerita legenda Jawa Barat jaman dahulu kala.
Nah gimana caranya agar bisa makan di restoran Lutung Kasarung ini ? mudah saja gaes, tinggal order ke petugas restonya dengan tentunya terlebih dahulu memilih resto sarang burung mana yang kita inginkan, karena ada banyak resto sarang burungnya dengan ukuran yang berbeda-beda bergantung pada jumlah kapasitas tamu yang bisa muat dalam satu sarang burung serta bergantung pada posisi dan view yang bisa kita dapatkan dari tiap resto sarang burung tersebut. Oiya, untuk dapat makan di sarang burung tersebut ternyata dikenakan biaya tambahan yaitu biaya sewa tempatnya, di luar dari biaya menu makanan dan minuman yang akan dipesan. Hmmm…wajar deh menurut saya, namanya juga suasana dan view yang unik, ya semua ada harganya bro sis…hehe.
Berhubung kedatangan kami saat itu masih terlampau pagi (sekitar jam 9 pagi), maka restoran Lutung Kasarung inipun belum dibuka sehingga kami tidak sempat menikmati kuliner di sarang burung ini. Tapi sempat nanya sih berapa biayanya, kalau gak salah inget sekitar Rp 100 ribu untuk biaya sewa restonya yang hanya berlaku beberapa jam saja.
Selain wisata kuliner yang bisa kita nikmati di restoran Lutung Kasarung, wisata kuliner lainnya juga tersedia di 2 (dua) lokasi restoran yang unik yaitu di Cafe Burangrang dan di restoran Purbasari. Tampilan depan Cafe Burangrang sih biasa aja, mirip dengan cafe-cafe pada umumnya, tapi jika kalian masuk terus ke bagian dalam cafe hingga mentok di ujung cafe bagian luarnya, barulah nampak keunikannya yang didesain berupa kamar-kamar mini berdindingkan kayu-kayu lengkap dengan bagian-bagian yang menyerupai jendela dan pintu, padahal tengahnya adalah meja dan kursi tempat para pengunjung duduk dan menikmati menu yang dipesan. Dan, selain menikmati kuliner didalam kamar-kamar kecil ini, view dan panorama indah juga sudah tersaji di depan mata dengan adanya danau kecil dan hamparan bale-bale gazebo yang juga merupakan tempat makan yang disebut dengan restoran Purbasari. Jadi jika kamu lebih suka berwisata kuliner ala lesehan di bale-bale gazebo dengan pemandangan danau, maka restoran Purbasari adalah pilihan yang tepat. Hmmmm…unik dan kreatif ya !
– Lembang, Bandung – September 2015 –
– My Trip My Happiness –