JEJAKLANGKAHKU – Jadi bener adanya kalo nenek moyangku itu seorang pelaut, terbukti dengan adanya sekitar 1600 an penduduk di desa apung nelayan Koh Panyee (Pulau Panyee) Thailand ini yang ternyata mereka merupakan keturunan dari pasangan orang Jawa yang pada jaman dahulu kala (sekitar 200 thn yang lalu) pergi merantau dan terdampar di pulau yang kaya dengan potensi ikan lautnya. Mereka kemudian mengibarkan bendera di atas gunung sebagai penanda bahwa pulau ini memiliki banyak sumber makanan dan mata pencaharian sehingga siapapun yang melihat bendera tersebut bisa mampir dan menetap di pulau ini. Oleh sebab itu pulau ini dinamakan Pulau Panyee atau Pulau Bendera.
Sebenarnya pulau-pulau seperti ini juga banyak terdapat di Indonesia, hanya saja satu hal yang unik dengan pulau ini adalah berupa pulau terapung dimana rumah-rumah penduduk dan semua aktifitasnya berada di atas air laut dan dibangun di atas papan-papan dan kayu-kayu, meskipun pada beberapa sudut juga sudah ada bangunan ataupun lantai dan jalan setapak yang terbuat dari beton. Selain itu pula, jika kita memandang di sekitarnya maka yang akan nampak selain lautan lepas tentunya, adalah hamparan pegunungan dan bukit-bukit kapur yang menjadi latar belakang pulau apung ini. Hmmmm…pemandangan yang sangat indah, ditambah lagi dengan view pulau-pulau kecil disekitarnya yang rata-rata berbentuk pulau tebing menonjol tinggi di tengah-tengah laut, pasti bisa bikin mata kamu tak berkedip…hehe.
Nah jalan-jalan ke Pulau Panyee ini merupakan salah satu spot yang bisa kita kunjungi dalam satu hari rangkaian tur hopping island ke James Bond Island. Starting awalnya dari Phuket pada pagi hari dan pulau ini menjadi tujuan destinasi tepat saat makan siang, karena di pulau ini terdapat beberapa restoran dan cafe yang memang disediakan untuk menjamu para tamu dan turis dari berbagai negara. So…mari kita nikmati lunch dan duduk semeja dengan turis lainnya. Oiya, saya perginya sendiri ya gaes alias solo travelling, jadi klo mau ngomong sama temen satu tur lainnya, kudu kenalan dulu kaleeee…wkwkwkw. Untung bahasa Inggris gue gak jelek2 amat, akhirnya bisa kenalan dengan turis dari South Afrika yang duduk di samping kanan saya, dan turis dari Amerika di samping kiri saya…lengkap sudah,…wkwkkww. Mari kita makan…menunya seperti biasa standar klo lagi di Thailand ya pastinya ada Tom Yum doonk, padahal udah jelas gue kaga suka sama masakan itu, untung menu lainnya mayoritas adalah menu sea food (cumi, ikan, udang), jadilah saya hanya memakan sea food nya saja. Oiya, mungkin karena ini perkampungan Jawa, sampe telor dadarpun juga disajikan di lunch kami…horeeee…jauh-jauh sampe sini makannya telor dadar juga hahahaha !
Setelah perut kenyang, saatnya kita jelajah pulau ini, mumpung yang lain masih makan maka sayapun mencuri start untuk jalan duluan biar bisa hemat waktu, maklum saja kalau ikut tur seperti ini pastinya waktu sangatlah dibatasi, jadi pintar-pintar manfaatkan waktu luangmu ya gaes. Secara umum, berada di pulau ini mirip ketika kita sedang berjalan di atas dermaga kapal karena begitu kita masuk ke dalam perkampungan nelayannya, maka jalannya pun berupa jalan sempit memanjang dengan bangunan rumah-rumah kayu terapung di atas laut pada sisi kiri dan kanan jalannya. Sesekali nampak perahu kecil atau kapal kecil yang parkir di antara rumah-rumah apung tersebut. Karena perkampungan nelayan ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata, maka sepanjang jalannya pun akan kita temui kios-kios dan lapak-lapak yang menjual berbagai souvenir maupun snack khas Thailand. Oiya, jika ingin membeli souvenir semisal gantungan kunci atau magnet kulkas bertuliskan khas Koh Panyee, maka saran saya, belilah langsung di tempat ini, karena saat nanti kamu sampai balik lagi ke Phuket atau Bangkok, jangan pernah harap bisa dapat souvenir dengan tulisan Koh Panyee karena adanya hanya di spot wisata ini saja. So, gak usah mikir dua kali ya bro sis, beli aja, dijamin puas nanti hehehe.
Secara umum, karena pulau ini sudah menjadi satu perkampungan dan desa tersendiri dengan jumlah penduduknya yang cukup banyak, maka fasilitas publik di tempat ini pun sudah sangat lengkap, mulai dari tempat beribadah berupa Mesjid (mayoritas penduduknya muslim), sekolah bagi anak-anak, warung dan toko yang menjual kebutuhan hidup sehari-hari, penginapan rumah penduduk bagi para turis, hingga arena olahraga berupa lapangan sepak bola terapung pun ada disini, wew keren, sampe ada klub sepakbolanya juga bro sis, namanya Panyee FC.
Berhubung waktu kunjungan yang sangat terbatas, maka jejak langkahku di pulau ini hanya sempat menjelajah dua pertiga dari jalan utamanya tersebut dan dengan sangat terpaksa harus berbalik kembali ke arah dermaga di depan restaurant karena sudah mendapat panggilan dari tour guide untuk segera naik ke boat, hiksss ! Bye-bye Koh Panyee !
– Solo Traveler (Day 9) – Koh Panyee – Phuket, Thailand – Desember 2015 –
– My Trip My Happiness –