JEJAKLANGKAHKU – Sebagai gunung tertinggi di Israel yang mencapai ketinggian berkisar 2.900 m dari atas permukaan laut, maka tidak heran jika puncak Gunung Hermon ini selalu diselimuti es dan salju saat musim dingin yang kemudian berangsur-angsur cair dan meresap ke dalam saluran dan lubang-lubang diantara bebatuan, muncul sebagai mata air di kaki gunung dan selanjutnya membentuk sungai-sungai yang menyatu di Sungai Yordan. Permukaan tanahnya yang juga subur, menyebabkan pemandangan hijau di sepanjang pelataran pegunungan Hermon saat musim semi atau musim panas karena dipenuhi dengan berbagai tanaman, khususnya pohon-pohon zaitun yang nampak dengan jelas saat melakukan pendakian di Gunung Hermon ini.
Gunung Hermon menjadi salah satu spot suci dalam ziarah kerohanian umat Kristiani ke Israel, seperti diungkapkan dalam Injil Mazmur 133 ayat 3 : “Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya”. Ayat ini merupakan bagian dari Nyanyian Daud bahwa “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun” (ayat 1). Selain itu dalam Injil Matius 5 : 9 dikatakan bahwa “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Pesan dan makna yang bisa dipetik dalam kunjungan kami ke tempat suci ini sesuai dengan firman Tuhan yang disampaikan dalam ibadah oleh Pdt.Gilbert Lumoindong adalah terkait Karakter Kristiani ke-4 yang harus dimiliki seorang Kristen adalah sebagai “Pembawa Damai”.
Lokasi Gunung Hermon yang berada di dataran Golan menjadikan perjalanan menuju ke puncak Gunung Hermon ini sangat menyenangkan, dengan jarak tempuh sekitar 1 jam dari Danau Galilea maka kita akan disuguhkan pemandangan yang mempesona di sepanjang perjalanan. Hamparan hijau pohon-pohon zaitun sangat banyak ditemukan di sekitar gunung ini. Sekilas memang nampak seperti dalam perjalanan ke luar kota khususnya ke area-area perbukitan dimana memang sangat jarang ditemukan rumah-rumah penduduk disekitarnya. Hanya dibeberapa titik saja kita bisa menemukan perumahan penduduk ataupun semacam kota-kota kecil lengkap dengan beberapa toko dan cafe, meski tampaknya cukup sepi dan tenang suasananya. Selain itu juga terdapat tempat-tempat atau pos-pos yang sepertinya merupakan pusat-pusat militer Israel, lengkap dengan peralatan perangnya berupa mobil-mobil tank, wew jadi berasa mau perang kaya di berita-berita nih gaes….hehe…padahal tenang dan damai loh disini.
Nah untuk dapat sampai ke puncak Gunung Hermon ini maka perjalanan kita pun akan mampir terlebih dahulu di satu titik di kaki Gunung Hermon ini yang merupakan resort tempat starting point kita untuk naik Kereta Gantung menuju puncak gunungnya. Jadi gak pake jalur trekking ya gaes, tapi ya itu, kudu naik Kereta Gantungnya. Bentuk kereta gantungnya terbuka, jadi tidak ada atapnya, hanya menyerupai kursi dengan kapasitas 2 (dua) orang yang kemudian berjalan di bawah tali gantungannya. Berhubung saat itu sedang musim semi atau musim panas, maka suhu udara di sekitar Gunung Hermon ini bisa dibilang cukup bersahabat, tidak terlampau dingin, sehingga dengan hanya menggunakan sweater saja sudah cukup menghangatkan tubuh. Beda halnya jika perjalananmu ke sini adalah bertepatan dengan musim dingin, maka suhu udaranya katanya bisa mencapai di bawah 10 derajat Celcius…dhuarrr…bisa beku dah !
Lama perjalanan dengan kereta gantung hanya berkisar 15 menit dan kita sudah bisa mendarat di puncak Gunung Hermon. Selama perjalanan di atas kereta gantung maka nikmatilah keindahan pegunungan Hermon ini yang penampilannya saat itu berwarna kecoklatan dibalut hijaunya pohon-pohon zaitun. Dari kejauhan juga nampak beberapa mata air yang terbentuk di kaki gunungnya, berbentuk bulat bagaikan kolam kecil. Mungkin pemandangannya akan berbeda saat musim dingin karena seluruh permukaan gunung ini akan dipenuhi dengan salju sehingga hamparannya pun akan nampak putih berseri, bahkan sampai bisa bermain ski juga di resort ini. Tapi, apapun suasana dan kondisinya, yang penting kita sudah bisa bersyukur berada di tempat ini, menginjakkan kaki di gunung ini dan kiranya dapat memaknai setiap pesan yang disampaikan dalam ibadah ziarah ini.
Saat kembali ke resortnya, maka kitapun bisa menikmati minuman atau makanan ringan yang tersedia di cafenya serta berbelanja souvenir yang juga ada di toko-toko souvenirnya.
Jadi, sudah siapkah saya menjadi “Pembawa Damai” bagi orang lain ? Amin…
– Gunung Hermon, Israel – Juni 2016 –
– Promiseland Journey – GBI Glow FC –