JEJAKLANGKAHKU – Perjalanan melintas kota Ramallah Palestina menuju kota Bet El atau dikenal juga dengan sebutan Betel atau Bethel, bagi saya merupakan perjalanan yang paling berkesan dari semua rangkaian perjalanan selama melaksanakan ziarah di tanah perjanjian Israel ini. Kenapa demikian? Karena dalam perjalanan inilah kita benar-benar bisa merasakan suasana yang namanya di Tepi Barat Palestina, melintasi area padang pasir, padang gurun nan gersang namun sangat luas, tidak ada secuil apapun yang berwarna kehijauan di sepanjang perjalanannya, melainkan hanyalah gundukan-gundukan pasir dan bebatuan berwarna kecoklatan yang menghiasi pemandanganmu selama kurang lebih 1 jam perjalanan naik turun gunung berbukit-bukit dan berkelok-kelok jalannya ditambah terpaan cuaca dan hembusan angin panas yang bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celcius saat musim panas seperti ini.
Sempat terbayangkan, betapa kuat, gigih dan tegarnya bangsa Israel pada masa itu, yang sanggup melintasi perjalanan antar kota dengan kondisi alam seperti ini. Dan jangan ditanya perlengkapan mereka saat itu seperti apa ya gaes, pastinya gak senyaman kita sekarang lah, seperti saat gue menikmati pemandangannya sembari duduk manis di dalam bus dengan semburan AC nya yang super duper dingin. Lha masa lalu itu pastinya mereka pada jalan kaki atau palingan pake onta kemana-mana, gak pake AC bow, gak ada sepatu atau sandal senyaman sekarang ini. Belum lagi kalo melihat di beberapa titik di tengah padang pasir itu, ada pemukiman-pemukiman segelintir orang yang mirip dengan camp-camp gitu deh, waaaa apa gak kepanasan ya tinggal di dalam situ, hadew stress deh gue liatnya hehehe.
Rangkaian perjalanan ini merupakan bagian dari kunjungan kami ke salah satu spot bersejarah dan suci yang dikenal dengan nama Tangga Yakub. Jika membaca dari Kitab Kejadian pasal 28 ayat 10-22 dijelaskan tentang mimpi Yakub di Betel, dimana pada masa itu dalam perjalanan Yakub dari Bersyeba menuju Haran, ia sempat mampir di suatu tempat dan tidur di atas sebuah batu. Dalam tidurnya itulah Yakub bermimpi ada sebuah tangga yang didirikan di bumi yang ujungnya sampai ke langit, kemudian tampak malaikat-malaikat Allah naik turun di tangga itu. Setelah itu Allah berfirman kepada Yakub bahwa Ia akan memberikan tanah tersebut kepada Yakub dan keturunannya serta akan menyertai Yakub kemanapun ia pergi. Nah dari situlah kemudian batu tempat Yakub meletakkan kepalanya saat tidur di tempat yang kemudian diberi nama Betel, Bethel atau Bet El ini, saat ini telah dibangun semacam monumen berupa replika sebuah tangga yang menggambarkan jalan atau pintu menuju ke sorga.
Nah yang bikin rada deg-deg’an sebenarnya adalah saat perjalanan kami menuju kota Bet El ini harus melintasi kota Ramallah yang merupakan wilayah Palestina. Pastinya sering denger dong ya di berita-berita bagaimana konflik dan peperangan yang sering terjadi di sekitar kota Ramallah ini, tapi ternyata sodara-sodara, aman-aman aja tuh, mungkin memang lagi sedang kondisi aman kali ya, dan juga mungkin karena pas lagi puasa saat itu, jadinya jalanan relatif sepi dan tidak tampak keramaian di kotanya, kondisinya sangat aman, tentram dan damai. Oiya, for your information, kalo lagi berkunjung ke kawasan Israel atau Tepi Barat ini, kudu perhatikan aturan pembagian wilayahnya ya bro sis. Jadi, sesuai perjanjian OSLO, ada tiga kategori administrasi wilayah di Tepi Barat ini. Pertama adalah Area A, merupakan wilayah Palestina, full civil & security control by Palestinian Authority. Kedua adalah Area B dimana civil control by Palestinian & joint Israeli-Palestinian security control. Dan yang terakhir adalah Area C dimana semua kontrol, baik civil maupun securitynya berada dalam kendali Israel.
Karena kami adalah rombongan ziarah yang startingnya dari Area C, maka saat akan memasuki dan keluar dari kota Ramallah yang merupakan Area A, kita harus melewati perbatasan atau border dengan pemeriksaan keamanan super ketat. Bisa lihat gambar di bawah, nampak bangunan menyerupai benteng yang membatasi Area A dengan Area B ataupun Area C, nah ini adalah tempat pemeriksaan keamanan perbatasan tersebut. Saat tiba di area perbatasan dan pelaksanaan pemeriksaan, maka tidak diperbolehkan mengambil foto atau video ya gaes, matikan semua kameramu, jangan lupa ya, biar gak ketangkap hehehe. Oiya, thanks to our guide, Mr. Yoram yang sudah mengurusi segala macam administrasi di perbatasan ini, sehingga kami hanya cukup duduk manis berdiam diri di dalam bus, sementara proses administrasi pemeriksaan keamanan dilaksanakan dalam beberapa menit saja.
Kini saatnya kami melintasi kota Ramallah. Secara umum, kota Ramallah mirip dengan kota-kota kecil pada umumnya, yang membedakan adalah tampilan bangunan-bangunan rumah dan ruko-ruko nya yang pastinya khas Timur Tengah. Sepanjang jalan utama yang dilewati bus kami, tampak banyak sekali ruko-ruko dan toko-toko dengan berbagai jenis barang dagangan sehari-hari, mulai dari restoran, cafe, toko kelontong, toko buah-buahan, pasar kecil, toko alat bangunan, toko furniture dan sebagainya layaknya kehidupan sebuah kota kecil.
Suasananya tidak terlampau ramai, mungkin karena sedang puasa dan juga bertepatan dengan hari Sabat. Dan yang penting, gak ada tuh barikade bersenjata seperti yang biasa nampak di berita-berita tv hehe, aman terkendali. Sebenarnya pengen banget sih turun dari bus dan merasakan jalan-jalan menikmati kotanya, tapi ya itu, koq gak ada agenda untuk berhenti ya, hmmm ya sudahlah. Perjalanan melintasi kota Ramallah ini tidaklah terlampau lama, hanya beberapa menit saja, karena ternyata lokasi Tangga Yakub ini berada tidak jauh dari kotanya dan kemudian kami sudah memasuki kota Bet El dimana spot Tangga Yakub tepat berada di tengah sebuah jalan raya, berupa monumen patung berbentuk tangga.
– Promiseland Journey, Israel – Juni 2016 –
– My Trip My Happiness –