Mengintip Jaman Megalitikum di Bori Kalimbuang, Toraja Utara

JEJAKLANGKAHKU – Berada di antara puluhan bebatuan menjulang tinggi di Bori Kalimbuang Toraja Utara ini, seakan sedang menjadi bagian dalam kisah cerita Asterix dan Obelix, karena bebatuan lonjong yang menjulang tinggi ini sangat mirip bentuknya dengan bebatuan yang sering dipikul Obelix dalam kisah ceritanya. Namun ternyata, hamparan bebatuan megalitikum yang ada di Bori Kalimbuang Sesean ini merupakan simbol demi menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang sudah meninggal.

Kompleks Megalit di Bori Kalimbuang, Toraja Utara

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang masih sangat kuat dan kental dengan adat istiadatnya, masyarakat Toraja mendirikan batu-batu ini atau dikenal dengan sebutan menhir, demi menghormati pemuka adat ataupun keluarga bangsawan yang sudah meninggal. Prosesi pendirian menhir inipun tidak serta merta dilakukan begitu saja, tapi ada proses panjangnya, mulai dari upacara adat dengan pemotongan hewan kurban berupa kerbau dalam jumlah tertentu, pemilihan bebatuan dari tempat asalnya di gunung, hingga prosesi pemindahan bebatuan dari tempat asalnya di gunung hingga bisa sampai ke tempat ini dan tertanam kurang lebih sepertiga tingginya masuk ke dalam tanah. Semua dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat dan orang-orang sekitarnya yang dilakukan secara sukarela, sesuai dengan tradisi kehidupan masyarakat Toraja yang memang sangat kental dengan semangat kekeluargaan dan gotong royongnya, wew !

Megalit Bori Kalimbuang, Toraja Utara

Jika sedang berada di Tana Toraja, maka sempatkanlah mampir di kawasan Bori Kalimbuang ini, karena bagi saya tempat seperti ini termasuk unik dan jarang ditemukan di wilayah Indonesia lainnya. Selain penampakannnya yang indah karena terdiri dari kurang lebih 102 buah menhir dengan ketinggian yang berbeda-beda dan membuat komposisi penampilannya menjadi sangat menarik, hal lainnya yang bisa kita simak disini adalah budaya dan adat istiadat masyarakat Toraja pada umumnya.

Menhir di Bori Kalimbuang, Toraja Utara

Di sisi bagian dalam dari deretan menhir ini terdapat bangunan yang disebut Balakkayan, merupakan tempat membagikan daging hewan saat upacara pemotongan hewan. Selain itu terdapat bangunan yang disebut Lakkian sebagai tempat jenazah disemayamkan saat upacara adat berlangsung. Bangunan lainnya yang berbentuk atap Tongkonan disebut Langi, merupakan tempat usungan jenazah. Juga terdapat beberapa bangunan Tongkonan di sekitar menhir sebagai tempat para tamu duduk saat berlangsungnya upacara adat. Hmmm… bisa dibayangkan kan, betapa uniknya berada di tempat ini, suasana dan experience yang tidak biasanya kita lihat dan rasakan, bisa kamu temukan disini.

Bori Kalimbuang, Toraja Utara

Satu hal menarik lainnya jika kita berjalan masuk lebih ke arah dalam kompleks Bori Kalimbuang ini adalah, adanya bebatuan besar yang mirip dengan bebatuan-bebatuan besar saat gue berada di Belitung, tapi bedanya ternyata bebatuan bulat besar yang ternyata banyak lubang-lubang didalamnya, adalah merupakan tempat meletakkan jenazah para pemuka adat atau keluarga bangsawan yang telah meninggal tersebut. Jadi bisa dibayangkan sebuah batu besar berbentuk bulat dengan beberapa lubang-lubang berbentuk segiempat di bagian tengahnya, nampak tepat di hadapan gue, dan cuma gue sendiri yang saat itu berdiri tepat di depannya, sembari semilir angin sore menerpa wajah dan tangan gue…. dhuarrrrr, kabur ah 😀

Kuburan berbentuk batu bulat, tempat meletakkan jenazah

Oiya lokasi Bori Kalimbuang ini berada sekitar 5 km dari kota Rantepao dan buka mulai pagi hingga jam 5 sore dengan tarif masuk Rp 10 ribu untuk tamu domestik.

– Toraja – Juli 2017 –

– My Trip My Happiness –

3 thoughts on “Mengintip Jaman Megalitikum di Bori Kalimbuang, Toraja Utara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.